JAKARTA. Bank Indonesia tengah mencermati catatan inflasi akhir bulan September ini. Pasalnya, otoritas moneter ini meyakini inflasi bulan ini bakal menjadi penentu arah inflasi hingga akhir tahun nanti. Dalam prediksi BI, inflasi akhir bulan ini hanya akan berkisar 0,5% hingga 0,6% (month to month) sehingga inflasi tahunan September akan tercatat di kisaran tak sampai 6%.Gubernur BI Darmin Nasution mengungkapkan hal ini usai menghadiri acara Indonesia Investment Forum di Jakarta, Rabu hari ini (29/9). "Inflasi bulan-bulan ke depan memang akan menarik untuk dilihat apakah inflasinya akan turun lagi atau kurang lebih sama. Itu akan menentukan sampai akhir tahun nanti inflasi seperti apa gambarannya apakah tembus 6% atau sekitar 6%," ujar Darmin. Darmin menjelaskan, inflasi September ini dia perkirakan tidak akan terlalu tinggi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kerendahan inflasi bulan ini. Pertama, ujar Darmin, beberapa komoditi yang dikenal sebagai volatile food seperti kelompok bumbu-bumbuan sudah mulai turun harganya. "Meski (harganya) tidak serendah di awal kenaikannya dulu," katanya.Lalu, likuiditas di masyarakat sudah mulai tersedot kembali ke bank usai perayaan Lebaran. Ini, jelas Darmin, terindikasi dari kenaikan dana pihak ketiga bank. Faktor ketiga, base year penghitungan inflasi di bulan Lebaran tahun ini memang tinggi karena tahun lalu Lebaran mencetak inflasi yang tinggi. "Tiga faktor tersebut akan membuat angka inflasi bulan ini month to month-nya tidak besar, hanya akan berkisar di angka 0,5% - 0,6% sehingga inflasi tahunan untuk akhir September atau awal Oktober mungkin sedikit dekat ke 6%, berkisar 6% kurang sedikit," jelasnya. Dengan melihat berbagai macam faktor tersebut, boleh dikata faktor pendorong inflasi di sisa tahun ini relatif sudah mereda. Meski harga beras internasional masih belum turun harganya namun BI meyakini hal itu tidak mempengaruhi harga beras lokal. "Harga beras kita lebih tinggi dari luar, asal suplainya cukup, sebenarnya pergerakan harga beras internasional tidak mempengaruhi harga beras di sini," kata Darmin. Demikian juga harga daging ayam dan daging sapi yang masih belum turun harganya saat ini, juga dia perkirakan akan menurun dalam satu atau dua minggu ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Inflasi September jadi gambaran inflasi akhir tahun
JAKARTA. Bank Indonesia tengah mencermati catatan inflasi akhir bulan September ini. Pasalnya, otoritas moneter ini meyakini inflasi bulan ini bakal menjadi penentu arah inflasi hingga akhir tahun nanti. Dalam prediksi BI, inflasi akhir bulan ini hanya akan berkisar 0,5% hingga 0,6% (month to month) sehingga inflasi tahunan September akan tercatat di kisaran tak sampai 6%.Gubernur BI Darmin Nasution mengungkapkan hal ini usai menghadiri acara Indonesia Investment Forum di Jakarta, Rabu hari ini (29/9). "Inflasi bulan-bulan ke depan memang akan menarik untuk dilihat apakah inflasinya akan turun lagi atau kurang lebih sama. Itu akan menentukan sampai akhir tahun nanti inflasi seperti apa gambarannya apakah tembus 6% atau sekitar 6%," ujar Darmin. Darmin menjelaskan, inflasi September ini dia perkirakan tidak akan terlalu tinggi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kerendahan inflasi bulan ini. Pertama, ujar Darmin, beberapa komoditi yang dikenal sebagai volatile food seperti kelompok bumbu-bumbuan sudah mulai turun harganya. "Meski (harganya) tidak serendah di awal kenaikannya dulu," katanya.Lalu, likuiditas di masyarakat sudah mulai tersedot kembali ke bank usai perayaan Lebaran. Ini, jelas Darmin, terindikasi dari kenaikan dana pihak ketiga bank. Faktor ketiga, base year penghitungan inflasi di bulan Lebaran tahun ini memang tinggi karena tahun lalu Lebaran mencetak inflasi yang tinggi. "Tiga faktor tersebut akan membuat angka inflasi bulan ini month to month-nya tidak besar, hanya akan berkisar di angka 0,5% - 0,6% sehingga inflasi tahunan untuk akhir September atau awal Oktober mungkin sedikit dekat ke 6%, berkisar 6% kurang sedikit," jelasnya. Dengan melihat berbagai macam faktor tersebut, boleh dikata faktor pendorong inflasi di sisa tahun ini relatif sudah mereda. Meski harga beras internasional masih belum turun harganya namun BI meyakini hal itu tidak mempengaruhi harga beras lokal. "Harga beras kita lebih tinggi dari luar, asal suplainya cukup, sebenarnya pergerakan harga beras internasional tidak mempengaruhi harga beras di sini," kata Darmin. Demikian juga harga daging ayam dan daging sapi yang masih belum turun harganya saat ini, juga dia perkirakan akan menurun dalam satu atau dua minggu ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News