Inflasi Singapura Februari Melesat, Efek Tahun Baru Imlek



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Inflasi inti Singapura pada bulan Februari meningkat ke laju tercepat dalam tujuh bulan. Peningkatan ini karena efek musiman dari momentum Tahun Baru Imlek yang mendorong jasa dan pangan lebih tinggi.

Tingkat inflasi inti Singapura yang tidak termasuk biaya transportasi dan akomodasi swasta, mencapai 3,6% di Februari dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini lebih tinggi dari jajak pendapat yang dilakukan Reuters sebesar 3,4%, dan naik dari posisi Januari 2024 di 3,1%. 

Inflasi Februari merupakan yang tertinggi sejak Juli 2023 yang mencapai 3,8%. Harga barang konsumsi di Februari naik 3,4% dari bulan yang sama tahun lalu. Angka ini lebih kuat dari perkiraan survei Reuters di 3,3% serta naik dari Januari 2023 di 2,9%. 


Baca Juga: Prospek Kenaikan Mata Uang Asia Terbuka, Pengamat Beberkan yang Menarik Dicermati

"Hal ini didorong tingginya inflasi jasa dan makanan, yang sebagian mencerminkan dampak musiman yang terkait dengan Tahun Baru Imlek,” kata Kementerian Perdagangan dan Otoritas Moneter Singapura (MAS) dalam sebuah pernyataan pada Senin (25/3).

Inflasi inti akan melanjutkan tren moderatnya secara bertahap selama sisa tahun ini. Hal ini seiring tekanan biaya impor dan berkurangnya pengetatan di pasar tenaga kerja dalam negeri.

MAS memproyeksikan inflasi umum dan inti rata-rata sebesar 2,5% hingga 3,5% pada tahun 2024, tidak berubah dari perkiraan resmi sebelumnya. "Ke depan, kami memperkirakan inflasi akan tetap tinggi di Maret sebelum turun menjadi 2% pada akhir tahun ini," tulis Ahli Strategi Goldman Rina Jio dan Jonathan Sequeira.

Dia menyebut, MAS akan mempertahankan kebijakan moneternya. Meskipun inflasi telah melambat dari puncaknya 5,5% pada Januari 2023, inflasi masih tetap bertahan di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi dan kenaikan pajak barang dan jasa.

Singapura memperkirakan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi 1%-3% di tahun ini. MAS pada Januari membiarkan pengaturan kebijakan moneter tidak berubah dalam tinjauan pertamanya pada tahun 2024.

Baca Juga: CIMB Niaga Tingkatkan Customer Experience Nasabah Syariah melalui Dual Banking  

Editor: Avanty Nurdiana