Inflasi Singapura Turun Jadi 3,8% pada Juli 2023



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Tren penurunan tingkat inflasi kembali terjadi di Singapura pada Juli 2023. Bahkan, ini penurunan terendah yang dialami lebih dari setahun hingga ke level 3,8%.

Terakhir, inflasi inti lebih rendah dari 3,8% terjadi pada Mei tahun lalu yang berada di level 3,6%. Lebih lanjut, inflasi inti sempat mencapai angka tertinggi sepanjang 14 tahun terakhir pada Januari dan Februari 2023 lalu di level 5,5%.

Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura  (MTI) bersama Otoritas Moneter Singapura (MAS) mengungkapkan bahwa turunnya inflasi disebabkan beberapa hal. Di antaranya adalah kenaikan harga pangan yang lebih kecil dan penurunan biaya listrik dan gas.


Inflasi secara keseluruhan turun menjadi 4,1% pada basis tahun ke tahun di bulan Juli, turun dari 4,5% di bulan sebelumnya.

Baca Juga: APA Group Australia Akan Membeli Aset Pilbara Alinta Energy Senilai US$ 1,10 Miliar

“Hal ini mencerminkan rendahnya inflasi transportasi swasta, selain penurunan inflasi inti,” kata MTI dan MAS dikutip dari Channelnewsasia, Rabu (23/8).

Secara rinci, Inflasi pangan turun menjadi 5,3% pada Juli seiring dengan melambatnya laju kenaikan harga makanan siap saji dan makanan tidak dimasak.

Biaya listrik dan gas turun karena tarif yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Tarif listrik yang diatur untuk rumah tangga, termasuk Pajak Barang dan Jasa (GST), turun lebih tajam sebesar 7,2% pada kuartal ketiga tahun ini, dibandingkan dengan penurunan 0,9% pada kuartal sebelumnya. 

Tarif gas untuk rumah tangga, termasuk GST, turun 4,2% pada kuartal ketiga, dibandingkan dengan kenaikan 1% pada kuartal sebelumnya. Inflasi ritel dan barang lainnya turun menjadi 2,6% karena kenaikan yang lebih kecil pada harga pakaian dan alas kaki.

Sementara itu, inflasi jasa secara umum tidak berubah pada angka 3,6% karena kenaikan yang lebih kecil pada biaya layanan rawat jalan dan penurunan tarif pesawat diimbangi oleh peningkatan yang lebih besar pada biaya liburan.

MAS dan MTI melihat inflasi inti diperkirakan akan semakin moderat dalam beberapa bulan ke depan. Penyebabnya, biaya impor tetap rendah dibandingkan tahun lalu dan pengetatan pasar tenaga kerja dalam negeri saat ini mereda.

Tak hanya itu, otoritas melihat gesekan rantai pasokan global sebagian besar telah mereda, dan harga komoditas energi dan pangan tetap berada di bawah harga tahun lalu. Inflasi harga konsumen di negara-negara mitra dagang utama Singapura juga telah menurun.

Baca Juga: 38 Unit Tank Abrams Pesanan Taiwan Diprediksi Tiba Pada Tahun 2024

Untuk tahun 2023 secara keseluruhan, inflasi utama diperkirakan rata-rata 4,5% hingga 5,5%, sedangkan inflasi inti diperkirakan rata-rata 3,5% hingga 4,5%.

“Risiko naik tetap ada, termasuk dari kejutan baru terhadap harga komoditas pangan global dan pengetatan yang lebih persisten dari perkiraan di pasar tenaga kerja domestik," kata MAS dan MTI.

Editor: Tendi Mahadi