Februari, inflasi tahunan akan di bawah 8%



JAKARTA. Hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan besaran angka inflasi per Februari 2014. Sebelum angka resminya keluar, Bank Indonesia memperkirakan inflasi bulanan bakal di bawah 0,5%, sehingga menurunkan inflasi tahunan menjadi 7,8%. Pada Januari 2014, inflasi tahunan masih di atas 8%, tepatnya 8,22%.

Berdasarkan pantauan Bank Indonesia (BI) pada minggu ketiga Februari terjadi inflasi sebesar 0,28%. Oleh karena itu otoritas moneter ini melihat inflasi Februari akan relatif rendah, tak sampai 0,5%.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan ada tiga faktor yang menyebabkan inflasi Februari. Pertama, dampak banjir, tapi efeknya terhadap kenaikan harga pangan relatif kecil. "Kecuali untuk beras, yang lain terkendali," ujar Perry akhir pekan lalu.


Kedua, nilai tukar rupiah yang masih melemah terhadap dollar Amerika Serikat. Meskipun ada penguatan, tapi nilai tukar rupiah masih di atas perhitungan asumsi makro pemerintah yang hanya Rp 10.500 per dollar AS. Rata-rata nilai tukar mata uang garuda pada kurs tengah BI sepanjang Februari Rp 11.935,10 per dollar AS, menguat dibandingkan Januari Rp 12.179,65.

Ketiga, pasar sudah berekspektasi inflasi ke depan bakal terkendali. Inilah yang kemudian, menurut Perry, menjadi alasan inflasi pada bulan kedua 2014 akan relatif rendah.

Namun, tim ekonom Bank Danamon memperkirakan inflasi Februari lebih tinggi dibandingkan perhitungan BI. Namun, angka inflasinya tetap lebih rendah dibandingkan Januari yang mencapai 1,07%. "Inflasi Februari sekitar 0,55%, dan angka inflasi tahunan sebesar 8,06%, sedangkan inflasi inti bulanan naik sedikit menjadi 4,56% dari 4,53% pada Januari," kata Kepala Ekonom Danamon, Anton H. Gunawan, dalam keterangan tertulis akhir pekan lalu.

Ekonom Danamon beralasan banyaknya gangguan cuaca dan bencana alam menyebabkan distribusi bahan pangan terganggu, sehingga harga-harga ikut. Beberapa bahan makanan mentah penyumbang inflasi antara lain ikan, beras, telur, dan cabai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto