Inflasi Tak Banyak Pengaruhi Harga Obligasi Negara



JAKARTA. Prospek obligasi pemerintah sampai saat ini masih terus melaju meski ancaman inflasi yang besar tengah menghadang. Bahkan kalau kita melihat indeks Surat Utang negara (SUN) saat ini, indeks masih terlihat menanjak. Sampai dengan tanggal 4 Agustus indeks SUN berada di level 104,89.

Peningkatan obligasi negara yang terjadi belakangan ini menurut Budi Susanto, Head Debt Of Research Danareksa Sekuritas disebabkan permintaan asing yang terus masuk. Sehingga berita buruk akan peningkatan inflasi yang terjadi sedikit tertutup.

Sementara itu I Made Adi Saputra, Analis Obligasi dari NC Securities berpendapat kurang lebih sama. Made pun menduga, pasar sama sekali tidak merasa takut BI Rate akan meningkat dalam waktu dekat. Maklum, inflasi yang terjadi kali ini tidak disebabkan adanya peningkatan daya beli.


Hal ini yang menyebabkan investor masih tak takut dan suka untuk berinvestasi di dalam negeri. Untuk itu, Budi yakin obligasi negara masih akan terus naik harganya. Menurut Budi, obligasi negara masih akan stabil di level sekarang. "Kalau ada koreksi saya rasa itu koreksi yang wajar," paparnya.

Budi juga melihat banyak investor asing yang masih tertarik berinvestasi dalam obligasi negara. “Fenomena penurunan yield memang terjadi di semua wilayah. Jadi artinya, investor sudah tidak ada pilihan lain,” tambah Budi.

Tapi sebaliknya, Made melihat tekanan ini akan berlangsung lama. "Tekanan akan lebih dalam setelah ini," paparnya. Jadi kemungkinan harga obligasi akan terkoreksi cukup besar. Itu lah sebabnya Made menyarankan investor untuk mulai melakukan profit taking dan mulai beralih para obligasi korporasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Nah bagi korporasi, saat ini justru merupakan kondisi yang cukup bagus untuk menerbitkan obligasi baru. "Yield akan jauh lebih rendah, untuk perusahaan BUMN dengan rating AA bisa membayar dengan 9%-9,5%," hitung Made. Sedangkan permintaan instrumen baru yang jauh lebih murah cukup besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.