Inflasi terkendali, BI rate berpeluang turun



JAKARTA. Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) berpeluang turun akibat inflasi yang terkendali. Sejumlah ekonom memperkirakan, Bank Indonesia akan kembali memangkas BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,5%.Pengamat ekonomi Universitas Atmajaya A. Prasetyantoko memperkirakan peluang BI rate turun cukup besar. Dia memperkirakan peluangnya fifty-fifty.Dia beralasan, ada ancaman inflasi akibat banjir yang terjadi di Thailand. Menurutnya, banjir yang terjadi di Thailand berpotensi membuat harga pangan melonjak karena negara tersebut merupakan pemasok beras terbesar.Berdasarkan data BPS, harga pangan merupakan kontributor terbesar dalam inflasi pada Oktober lalu. Kendati terjadi deflasi sebesar 0,12%, beras tetap menjadi penyumbang inflasi sebesar 0,08%. BPS memperkirkan, beras masih akan menjadi penyumbang inflasi hingga awal tahun 2012 karena Indonesia memasuki masa paceklik. "Jika ada jaminan dari pemerintah kalau inflasi dari sektor pangan bisa terkendali, maka besar kemungkinan BI rate akan diturunkan," ungkap Prasetyantoko.Ekonom BCA David Sumual juga melihat peluang BI rate turun masih terbuka. Hanya saja, David bilang sebenarnya ekonomi domestik belum terganggu adanya perlambatan ekonomi global. Dari sisi kredit, hingga kuartal III masih cukup bagus bahkan lebih besar dari ekspektasi.

Menurut perkiraannya pertumbuhan kredit bisa mencapai 25% hingga akhir tahun. "Saya sarankan BI menahan dulu BI ratenya, meskipun ada sinyal BI akan melonggarkan kembali," katanya.David beralasan, kredit akan mengucur deras bila BI rate turun. Bila ini terjadi, dia mengkhawatirkan kredit yang sebagian besar mengalir ke sektor konsumsi ini bermasalah bila terjadi krisis ekonomi. Ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan juga memperkirakan BI rate bisa turun hingga akhir tahun nanti. Dia memperkirakan, BI rate akan turun hingga menjadi 6% pada awal tahun depan. Rencananya, Dewan Gubernur BI akan memutuskan besaran BI rate pada Kamis (10/11) esok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can