Inflasi tinggi, China memperketat kebijakan moneter



BEIJING. Inflasi China melambung. Kenaikan harga pangan membuat inflasi pada Oktober lalu naik 4,4% dibanding periode yang sama tahun 2009. Angka inflasi ini melebihi ekspektasi para ekonom dan merupakan inflasi tertinggi dalam dua tahun terakhir.

Selama ini pemerintah China sejatinya sudah mengontrol harga sejumlah komoditas pangan. Tetapi, kebijakan itu belum efektif menekan inflasi. Biro Statistik Nasional China berharap, pemerintah China mengambil strategi lain untuk menekan harga komoditas pangan. "Tekanan inflasi terus meningkat. Artinya, tekanan terhadap pengelolaan ekonomi makro China semakin kuat," kata Sheng Laiyun, Juru Bicara Biro Statistik China, Kamis (11/11).

Pemerintah China menargetkan inflasi tahun ini di level 3%. Tetapi, kemungkinan inflasi China pada akhir 2010 bakal lebih tinggi dari target tersebut. "Kebijakan The Fed mengucurkan likuiditas dalam jumlah besar ke pasar keuangan juga akan menambah tekanan terhadap perekonomian China," ujar Sheng.


Para analis menilai, tekanan inflasi ini akan memaksa bank sentral China untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 0,5%. Oktober lalu, bank sentral China menaikkan suku bunga acuannya sebesar 0,25% sehingga suku bunga acuan untuk simpanan naik menjadi 2,25% dan suku bunga acuan untuk kredit sebesar 5,56%. "Kenaikan suku bunga sudah di depan mata," kata Brian Jackson, Analis Royal Bank of Canada di Beijing, Kamis (11/11).

Analis Citibank N.A., Ken Peng memprediksi, bank sentral China akan menaikkan suku bunga acuannya dua kali dalam enam bulan ke depan. "Bank sentral sepertinya akan melakukan kontrol terhadap aliran modal asing dalam jangka pendek. Yuan harus dibiarkan menguat lebih tinggi terhadap dollar AS," kata Peng. Ia juga memprediksi inflasi China di 2011 akan lebih tinggi dari 4,6%.

Rabu (10/11) lalu, bank sentral China kembali mengerek giro wajib minimum (GWM) untuk bank-bank besar sebesar 100 basis poin menjadi 19%. Kenaikan GWM ini lebih tinggi dari perkiraan. Sebab, Oktober lalu otoritas moneter China mengumumkan bahwa kenaikan GWM untuk bank-bank besar yang berlaku mulai 16 November 2010 hanya sebesar 50 basis poin. Dus, seharusnya GWM yang harus mereka setor adalah 18,5%. Bank-bank besar tersebut adalah Bank of Communications, Bank of China, dan China Construction Bank.

Pasar menilai langkah bank sentral China menaikkan GWM bank-bank besar ini sebagai langkah positif. "Kenaikan GWM itu bisa menahan tekanan inflasi dan memperpanjang siklus ekspansi ekonomi China," tulis Richard Xu dan Ning Ma, Analis Goldman Sachs Group Inc., dalam laporannya kepada investor.

Menurut Goldman Sachs, kebijakan ini hanya sedikit menurunkan margin perbankan. "Berkurangnya ekses likuiditas di perbankan akan membuat pasar uang antarbank lebih hidup dan meningkatkan daya saing bank," jelas Xu.

Editor: Test Test