Inflasi Tinggi, Ekonomi Global Masih Mengalami Pelemahan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi global masih mengkhawatirkan. Hasil pertemuan Spring Meeting International Monetery Fund (IMF) - World Bank menunjukkan kondisi ekonomi global masih mengalami pelemahan karena sejumlah faktor.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan fokus pembahasan dalam pertemuan tersebut salah satunya mengenai tingkat inflasi yang masih berada pada level tinggi, termasuk inflasi inti.

"Direspons dengan suku bunga dari kebijakan moneter yang cenderung menjadi tinggi dan tetap bertahan tinggi sampai mereka bisa melihat inflasi dapat dikendalikan. Jadi, high for longer untuk suku bunga," ucap dia dalam konferensi pers APBN KiTa edisi April 2023, Senin (17/4).


Sri Mulyani menyebut kebijakan tersebut ditambah dengan likuiditas yang diperketat untuk bisa mengendalikan demand side pasti akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi di negara maju mengalami pelemahan.

Baca Juga: Sri Mulyani: Menteri Keuangan di Seluruh Dunia Perlu Tegas Atasi Perubahan Iklim

"Kondisi perekonomian di negara maju tentu akan memberikan dampak bagi negara yang sangat mengandalkan pada ekspor," ujarnya.

Sri Mulyani juga menyampaikan kebijakan re-opening ekonomi China belum dapat memulihkan perekonomian. Hal itu berarti sumber perekonomian dunia masih sangat lemah tahun ini. Akibatnya, akan memengaruhi volume transaksi ekspor impor antarnegara sehingga mengalami pelemahan.

Sementara itu, dia mengatakan pembahasan tersebut mengungkapkan prospek ekonomi global jangka menengah hingga panjang akan dibayangi sejumlah tantangan, termasuk kondisi inflasi dan suku bunga tinggi. Selain itu, hal tersebut juga telah menimbulkan dampak terhadap sektor keuangan perbankan.

"Pembahasannya, yakni apakah krisis perbankan yang ada di Eropa dan Amerika Serikat itu sudah teratasi atau masih harus diwaspadai? Kesimpulannya masih harus diwaspadai," ungkapnya.

Adapun tantangan lainnya, yaitu fragmentasi geopolitik masih akan menghambat perdagangan dan investasi. Selain itu, perubahan iklim menyebabkan bencana alam, penurunan produktivitas sektor pertanian, dan kerawanan pangan.

Sri Mulyani juga menyampaikan para Menteri dan Gubernur Bank Sentral sempat membahas risiko dan outlook ekonomi global, kerentanan utang, perubahan iklim, sektor keuangan, dan perpajakan internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat