Inflasi tinggi, pekerja di India ancam mogok kerja



NEW DELHI. Tak kuasa menahan beban hidup yang kian berat, jutaan buruh di India bersiap menggelar aksi mogok menuntut kesejahteraan yang lebih baik. Jutaan buruh di India itu menuntut pemerintah menghentikan penjualan perusahaan negara ke pihak swasta.

Rencana aksi mogok tersebut mendapat dukungan sebagian besar serikat pekerja di India, juga ribuan organisasi serikat pekerja yang ada di seantero negeri.

Dampak dari gejolak buruh ini, diperkirakan akan menerpa sektor perbankan, transportasi, kantor pos dan layanan di pelabuhan. Sektor ini diperkirakan paling terpukul jika gelombang akibat mogok buruh itu berlangsung. Untuk layanan kereta api India diperkirakan masih tetap berjalan.


Angka inflasi di India turun dari 9,1% di bulan Desember lalu, namun inflasi tetap tinggi di kisaran 7,5%. Pertumbuhan bidang keuangan setahun ini berakhir bulan Maret diperkirakan akan bertengger pada titik 7%, lebih rendah dari ramalan sebelumnya di titik 9%.

Perdana Menteri Manmohan Singh sudah mencoba mengurangi defisit anggaran dengan menjual saham pada sejumlah perusahaan milik negara. Keputusan ini mendapat pertentangan dari kalangan serikat kerja.

Tuntutan aksi lainnya adalah, jaminan sosial untuk kalangan pekerja juga meminta diterapkannya Undang-Undang Tenaga Kerja. Aksi mogok buruh terparah diperkirakan akan terjadi di Negara Bagian dimana partai komunias berkuasa, seperti di Bengal Barat, Tripura dan Kerala.

Editor: Asnil Amri