Inflow Dana Asing di Obligasi Topang Rupiah, Rabu (4/8), Simak Proyeksi Rupiah Besok



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah rebound setelah melemah beberapa hari terakhir. Penguatan ini disebabkan respons positif pasar terhadap data inflasi dan arus dana asing yang dalam lelang surat utang negara (SUN).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah spot berada di level Rp 15.480 per dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir perdagangan Rabu (4/9), menguat 0,30% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 15.526 per dolar AS. Sejalan, rupiah Jisdor BI juga ditutup menguat 0,43% ke level Rp 15.490 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mencermati penguatan rupiah ini disebabkan pasar merespon positif terhadap data inflasi Agustus 2024 yang tercatat sebesar 2,12% year on year (yoy). Inflasi ini bergerak stabil didorong penurunan sebagian besar harga pangan.


Inflasi harga yang diatur pemerintah, tercatat mengalami kenaikan menjadi 1,68%. Kenaikan ini didorong kenaikan harga BBM non-subsidi dan rokok.

Di sisi lain, terkait sentimen Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang tercatat melambat, menurut Ibrahim ternyata optimisme pasar masih terjaga dengan kinerja sejumlah leading industri di tanah air.

"Industri makanan dan minuman serta kimia farmasi hingga triwulan II lalu konsisten tumbuh di atas 5 persen yoy. Bahkan, industri logam dasar tumbuh hingga 18,1 persen seiring proses hilirisasi yang semakin menunjukkan hasil," kata Ibrahim dalam risetnya, Rabu (4/9).

Baca Juga: Perkasa, Rupiah Spot Ditutup Menguat 0,30% ke Rp 15.480 Per Dolar AS Pada Rabu (4/9)

Ditambah lagi aktivitas manufaktur negara tetangga seperti Malaysia dan Australia juga tercatat terkontraksi masing-masing pada level 49,7 dan 48,5.

Selain itu, lanjut Ibrahim, investor bersiap menghadapi minggu yang dipenuhi dengan data penting, termasuk laporan penggajian AS yang akan dirilis pada hari Jumat. Laporan pekerjaan ini diharapkan akan berdampak besar pada keputusan Federal Reserve.

Ibrahim mengutip alat CME FedWatch, ada peluang 63% untuk penurunan sebesar 25 basis poin dan peluang 37% untuk penurunan sebesar 50 basis poin. Secara keseluruhan, pasar telah memperhitungkan total 100 basis poin dalam penurunan suku bunga sepanjang tahun.

Pengamat mata uang Lukman Leong menambahkan, rupiah kembali rebound terhadap dolar AS disebabkan imbal hasil obligasi AS mengalami penurunan sehingga selisih dengan imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) semakin melebar. Hal inilah yang membuat investor asing terus menambahkan kepemilikan di Indonesia dan mendorong penguatan rupiah.

Sementara untuk pada perdagangan, Kamis (5/9), Lukman mengatakan pergerakannya tergantung dengan data ekonomi AS Juli yang diperkirakan akan lebih sedikit lowongan pekerjaan daripada bulan itu.

"Walau rupiah masih didukung inflow yang cukup besar, namun investor masih cenderung wait and see menantikan beberapa data tenaga kerja AS," kata Lukman kepada KONTAN, Rabu (4/9).

Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat 0,43% ke Rp 15.490 Per Dolar AS Pada Rabu (4/9)

Lukman memproyeksikan rupiah bergerak menguat di kisaran Rp 15.450 - Rp 15.600 per dolar AS.

Sedangkan, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada rentang Rp 15.400 - Rp 15.520 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat