Info penting aksi mogok sopir angkutan umum



JAKARTA. Bagi Anda yang kerap menggunakan kendaraan umum dalam beraktivitas sehari-hari, sepertinya harus mencari alternatif transportasi lain. Berdasarkan informasi yang diterima KONTAN dari Kasubdit Bin Gakum Ditlantas, hari ini (14/3), ratusan sopir angkutan umum di Jakarta akan menggelar unjuk rasa.

Ada tiga lokasi yang menjadi sasaran unjuk rasa hari ini. Yaitu Balai Kota DKI Jakarta, Istana Negara, dan kantor Kementerian Komunikasi dan Informasi.

Diestimasikan, jumlah massa yang akan berpartisipasi dalam aksi ini mencapai 2.000 orang. Mereka terdiri dari 800 pengemudi angkutan taxi, 200 pengemudi angkutan bus kecil, 800 pengemudi angkutan lingkungan, dan 200 pengemudi bus kota.


Berikut informasi lain terkait rencana aksi unjuk rasa:

1) Pukul 09.00 WIB massa berkumpul di titik kumpul IRTI (kendaraan Bus/ MM/ KOPAJA/ dll diparkir di IRTI dan Monas)

2) Massa bergerak menuju Balai Kota DKI Jakarta. Setibanya di Balai Kota DKI Jakarta, ada 15 orang perwakilan aksi yang ingin menemui Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama dan menolak apabila diterima oleh Kadishub DKI.

Rencananya, perwakilan akan menyampaikan aspirasi terkait Revisi Perda no 5 tahun 2014 tentang usia kendaraan (peremajaan).

3) Pukul 12.00 WIB, massa akan bergerak ke Istana, disepakati melalui dalam Monas masuk lewat pintu Monas barat daya/patung kuda - Perwakilan sudah dipersiapkan 15 orang - Aspirasi yang akan disampaikan tentang keberadaan angkutan ilegal menggunakan pelat hitam yang di fasilitasi oleh perusahaan jasa aplikasi - Mendesak pemerintah untuk mengeluarkan segera Perpres atau Inpres yang mengatur persoalan transportasi yang sebelumnya diatur oleh UU No. 2 Tahun 2009 tentang lalu lintas. - Massa meminta untuk melakukan audensi dengan pihak pemerintah di Istana Negara dengan Presiden RI Jokowi atau Mensesneg Pratikno

4) Aksi juga dilakukan serempak di wilayah Jabodetrabek dalam bentuk pemasangan kain hitam di lengan kiri yang menandakan matinya transportasi di Indonesia.       

5) Selama mediasi dan audensi berlangsung koordinator lapangan akan membagi tugas agar masa di luar tidak melakukan tindakan anarkis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie