JAKARTA. Penguatan infrastruktur menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi Indonesia untuk mendorong industri manufaktur yang merupakan sektor penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia terbesar. Utamanya, pembangunan infrastruktur listrik dan konektivitas darat. Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengatakan, belum memadainya pelabuhan dan listrik menyebabkan biaya investasi industri manufaktur tinggi dan tidak kompetitif. Tak hanya itu, hal itu juga menyebabkan biaya logistik di Indonesia cukup tinggi, bahkan dibandingkan dengan ASEAN. Akibatnya, selama dua hingga tiga tahun belakangan, industri manufaktur turun 2%-3%. Dan selama empat tahun terakhir, kontribusi industri ini kepada PDB Indonesia hanya 20%, meski tetap menjadi penyumbang PDB terbesar. Padahal sebelumnya pernah mencapai 28%.
Infrastruktur listrik sumbang PDB 0,26% per tahun
JAKARTA. Penguatan infrastruktur menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi Indonesia untuk mendorong industri manufaktur yang merupakan sektor penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia terbesar. Utamanya, pembangunan infrastruktur listrik dan konektivitas darat. Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengatakan, belum memadainya pelabuhan dan listrik menyebabkan biaya investasi industri manufaktur tinggi dan tidak kompetitif. Tak hanya itu, hal itu juga menyebabkan biaya logistik di Indonesia cukup tinggi, bahkan dibandingkan dengan ASEAN. Akibatnya, selama dua hingga tiga tahun belakangan, industri manufaktur turun 2%-3%. Dan selama empat tahun terakhir, kontribusi industri ini kepada PDB Indonesia hanya 20%, meski tetap menjadi penyumbang PDB terbesar. Padahal sebelumnya pernah mencapai 28%.