Infrastruktur marak, pembiayaan SMI terdongkrak



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masifnya pembangunan infrastruktur turut mendongkrak realisasi pembiayaan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Kucuran pembiayaan perusahaan pelat merah ini pun meningkat cukup signifikan.

Sampai akhir kuartal ketiga 2017, SMI telah mencatatkan outstanding atau realisasi pembiayaan senilai Rp 29,70 triliun. Jumlah tersebut meningkat hingga 41,16%, jika dibandingkan periode sama tahun 2016 yang baru senilai Rp 21,04 triliun.

Agresius R. Kadiaman, Director & Chief Financial Officer (CFO) Sarana Multi Infrastruktur menjelaskan, kenaikan tersebut juga terlihat dari komitmen pembiayaan SMI yang meningkat sampai September 2017. Bila diperinci, pada periode terebut, SMI telah merealisasikan komitmen pembiayaan sebesar Rp 48,50 triliun atau naik 26,6% bila dibandingkan periode sama tahun 2016 lalu.


Adapun komitmen yang telah dipegang oleh SMI tersebut, setara dengan 74,61% dari total target penyaluran pembiayaan sampai akhir tahun 2017 yang sebesar Rp 65 triliun. SMI optimistis bisa merealisasikan target lantaran didukung oleh menjamurnya pembangunan proyek-proyek infrastruktur.

"Tren pembiayaan akan meningkat lebih besar di kuartal empat 2017 seiring dengan kebutuhan dana para debitur SMI terutama pada bidang konstruksi," terang Agresius kepada KONTAN, Jumat (20/10).

Adapun proyek-proyek yang telah dibiayai oleh SMI lebih banyak menyasar ke sektor jalan tol. Seperti misalnya pembiayaan ke kontraktor yakni PT Hutama Karya dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).

Sementara dari sisi perolehan laba bersih, SMI telah membukukan laba sebanyak Rp 1,03 triliun. Perolehan laba bersih sejauh ini sudah mencapai 73,57% dari target laba bersih sampai akhir tahun 2017 yang senilai Rp 1,4 triliun. Kalau dibandingkan dengan perolehan laba bersih setahun yang lalu alias year on year (yoy), perolehan laba saat ini naik tipis 1,98% dari sebelumnya Rp 1,01 triliun.

Di sektor infrastruktur, beberapa waktu lalu SMI menandatangani memorandum of understanding (MoU) pembiayaan senilai US$ 640 juta bagi pembangunan enam proyek panas bumi milik Perusahaan Listrik Negara (PLN). Pemerintah menugaskan PLN mengelola enam wilayah kerja panas bumi tersebut setelah menerima surat keputusan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

"PT SMI memberikan pendanaan terkait dengan eksplorasi. Potensi yang akan dikerjasamakan, yaitu enam wilayah kerja panas bumi yang sudah mendapat penugasan," kata Nicke Widyawati, Direktur Perencanaan PLN, pada bulan lalu.

Setelah penandatanganan MoU, kegiatan berikutnya adalah survei lanjutan untuk pengeboran pencarian sumber uap panas bumi. PLN sudah mendapat data awal dari ESDM, tapi perlu survei lanjutan sesuai alokasi dana.

Kementerian ESDM menyebutkan, dana tersebut merupakan geothermal fund berupa hibah dari lembaga penyedia keuangan internasional yang disalurkan melalui SMI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia