Ingat, festival mutiara Lombok sebentar lagi



JAKARTA. Pameran mutiara bertaraf internasional bertajuk Lombok Sumbawa Pearl Festival (LSPF) 2015 akan digelar 18 Agustus hingga 16 September 2015 di kawasan Senggigi, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal Kementerian Pariwisata Raseno Arya dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (5/8), mengatakan kegiatan tahunan yang digelar sejak 2011 itu merupakan bagian dalam Bulan Budaya Lombok Sumbawa.

"Kegiatannya banyak, ada seminar, pameran, pertunjukan budaya yang tujuannya tidak lain adalah untuk mempromosikan pariwisata NTB," kata Raseno.


Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Muhammad Faozal, dalam kesempatan yang sama, mengatakan LSPF digelar untuk mempopulerkan Lombok dan Sumbawa sebagai penghasil mutiara bertaraf internasional.

Kegiatan tersebut juga bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta dan kebanggaan masyarakat terhadap mutiara Indonesia serta menggerakkan perekonomian rakyat melalui kegiatan pariwisata dan ekonomi.

"Mutiara ini harus dikembalikan marwahnya sebagai 'brand' pariwisata NTB. Maka kami gelar acara ini, sekaligus agar publik paham mana mutiara yang berkualitas," katanya.

Faozal mengatakan mutiara Indonesia kini tengah bersaing ketat dengan produk impor dari Tiongkok untuk memenuhi pasar dalam negeri.

Menurut dia, bersaing dengan Tiongkok yang menjual produknya dengan harga murah telah menutup potensi pasar mutiara di Indonesia.

"Mutiara kami berhadapan dengan mutiara luar yang dijual murah. Harga kita lebih mahal karena prosesnya alami. Memang susah bersaing, padahal kita punya nama yang luar biasa," katanya.

Lebih lanjut, Faozal mengatakan LSPF 2015 akan dimeriahkan dengan sejumlah kegiatan seperti pentas seni daerah, pekan tenun Lombok-Sumbawa, pameran ekonomi kreatif, dialog budaya, bedah buku sastra NTB, pentas wayang potensi hingga pemilihan Putri Mutiara NTB.

Pemerintah daerah setempat menargetkan bisa mendatangkan hingga 3.000 pengunjung dengan nilai transaksi mencapai Rp7 miliar dalam festival mutiara tersebut tahun ini.

"Dalam kegiatan tahun lalu, berdasarkan data Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia (Asbumi), nilai transaksi mencapai Rp6,2 miliar. Kami targetkan tahun ini mencapai Rp7 miliar, atau paling tidak naik 10-15 % dari tahun sebelumnya," katanya.

Lombok dan Sumbawa merupakan sentra penghasil dan perdagangan mutiara terbesar di Indonesia. Sekitar 75 % dari total 12 juta ton produksi tahunan diekspor ke sejumlah negara produsen perhiasan mutiara dunia seperti New York (Amerika Serikat), Tokyo (Jepang), Geneva dan Zurich (Swiss) serta Milan (Italia).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto