Inggris akan mendorong sanksi terhadap Taliban dalam pertemuan G7



KONTAN.CO.ID - LONDON. Inggris berencana mendorong para pemimpin dunia untuk mempertimbangkan sanksi baru terhadap Taliban dalam pertemuan G7 yang digelar Selasa untuk membahas krisis di Afghanistan, menurut sumber Reuters.

Mengutip Reuters, Senin (23/8), Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang saat ini memimpin kelompok negarap-negara G7 yang mencakup Amerika Serikat, Italia, Prancis, Jerman, Jepang dan Kanada menyerukan pertemuan virtual, setelah pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban.

Inggris meyakini bahwa G7 harus mempertimbangkan sanksi ekonomi dan menahan bantuan jika Taliban melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan membiarkan wilayahnya digunakan sebagai surga bagi militan, kata seorang pejabat pemerintah Inggris, yang berbicara dengan syarat anonim, Minggu.


Militan Taliban menguasai Kabul akhir pekan lalu dalam pergolakan yang membuat warga sipil dan sekutu militer Afghanistan melarikan diri untuk menyelamatkan diri. 

Banyak yang takut akan kembalinya interpretasi keras hukum Islam yang diberlakukan selama pemerintahan Taliban sebelumnya yang berakhir 20 tahun lalu.

Baca Juga: Pengalaman Jusuf Kalla undang Taliban ke Indonesia, begini ceritanya

"Sangat penting bahwa komunitas internasional bekerjasama untuk memastikan evakuasi yang aman, mencegah krisis kemanusiaan dan mendukung rakyat Afghanistan untuk mengamankan keuntungan dari 20 tahun terakhir," kata Johnson di Twitter pada hari Minggu.

Sanksi terhadap Taliban tidak mungkin diterapkan segera, kata seorang diplomat Barat. 

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab pertama kali mengangkat kemungkinan sanksi untuk menekan Taliban pekan lalu.

Biden, yang mendapat kecaman di dalam dan luar negeri karena penanganannya atas penarikan pasukan AS dari Afghanistan, mengatakan kepada wartawan pekan lalu bahwa para pemimpin G7 akan menuntaskan pendekatan bersama terhadap Taliban dan telah mengadakan pembicaraan dengan Johnson, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Italia Mario Draghi.

Biden dijadwalkan menyampaikan pidato tentang Afghanistan di Gedung Putih pada Minggu sore. Militer AS sebelumnya pada Minggu mengatakan telah memerintahkan pesawat komersial untuk membantu mengangkut orang yang dievakuasi dari Afghanistan.

Biden mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat bahwa dia dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan bekerja dengan negara lain untuk menetapkan "kondisi yang keras" untuk setiap kerjasama dengan atau pengakuan Taliban, berdasarkan perlakuan mereka terhadap perempuan dan anak perempuan dan catatan hak asasi manusia secara keseluruhan.

Selanjutnya: ISIS ancam bandara Kabul, pasukan AS siapkan rencana evakuasi alternatif

Editor: Herlina Kartika Dewi