Inggris Berencana Mengklasifikasikan Wagner Group Sebagai Organisasi Teroris



KONTAN.CO.ID - LONDON. Pemerintah Inggris dikabarkan akan segera mengklasifikasikan kelompok tentara bayaran asal Rusia, Wagner Group, sebagai organisasi teroris. 

BBC pada hari Selasa (6/9) melaporkan bahwa rancangan perintah tersebut akan memungkinkan aset Wagner dikategorikan sebagai properti teroris dan disita. Di saat yang sama, menjadi anggota atau mendukung Wagner Group akan dianggap tindakan ilegal.

"Mereka adalah teroris, jelas dan sederhana, perintah pelarangan ini memperjelas hal ini dalam hukum Inggris. Wagner adalah alat militer Rusia di bawah pimpinan Vladimir Putin," ungkap BBC mengutip pernyataan Menteri Dalam Negeri Inggris Suella Braverman.


Setelah keputusan ini disahkan, akan menjadi tindakan kriminal apabila satu individu menjadi anggota atau mempromosikan Wagner, mengatur atau memberikan pidato pada pertemuan Wagner, dan menampilkan logo Wagner di depan umum. Pelakunya akan mendapatkan hukuman pidana.

Baca Juga: Bos Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, Dinyatakan Tewas dalam Kecelakaan Pesawat

Keputusan Inggris untuk menyatakan Wagner sebagai kelompok teroris terjadi setelah pada bulan Juli lalu anggota parlemen di Komite Urusan Luar Negeri mendesak adanya sanksi terhadap segala entitas yang terkait dengan Wagner Group.

Pada tahun 2020, Inggris sempat memberikan sanksi kepada bos Wagner Yevgeny Prigozhin. Pada bulan Maret 2022, sanksi diberikan secara keseluruhan kepada Wagner Group.

Bulan Juli tahun ini, Inggris mulai memberikan sanksi kepada individu dan bisnis yang memiliki hubungan dengan kelompok tersebut di Republik Afrika Tengah, Mali dan Sudan.

Baca Juga: Kremlin: Pesawat Prigozhin Mungkin Dijatuhkan dengan Sengaja

Nama Wagner Group telah lama hadir di berbagai konflik di berbagai penjuru dunia. Aksinya di Afrika dan Timur Tengah membuat kelompok tentara bayaran ini mendapat kepercayaan internasional.

Kelompok tentara bayaran Wagner dikerahkan di Ukraina segera setelah invasi Rusia pada tahun 2022.

Pada bulan Desember, kelompok ini berperan penting dalam pertempuran untuk merebut kota Bakhmut di Ukraina karena menugaskan ribuan narapidana untuk berjuang di garis depan.

Tewasnya sang pemimpin, Prigozhin, dalam sebuah kecelakaan pesawat bulan Agustus lalu membuat posisi Wagner Group terombang-ambing. Banyak yang menduga bahwa kecelakaan tersebut dirancang oleh pemerintah Rusia karena Wagner sempat merencanakan pemberontakan pada bulan Juni lalu.