Inggris berpeluang tinggalkan Eropa, GBP/JPY turun



JAKARTA. Lemahnya fundamental poundsterling jadi penyebab pelemahan pasangan GBP/JPY. Terutama dengan wacana keluarnya Inggris dari zona Eropa.

Mengutip Bloomberg, Selasa (12/1) pukul 18.05 WIB pairing GBP/JPY terpuruk 0,54% di level 170,33 dibanding hari sebelumnya.

Berdasarkan pemaparan Agus Chandra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures pelemahan yang terjadi pada pasangan GBP/JPY lebih disebabkan oleh penurunan yang terjadi pada mata uang sterling. Pasalnya, sajian indikator ekonomi Inggris mencatatkan hasil yang negatif.


Mulai dari produksi manufaktur November 2015 stagnan di level minus 0,4% dan produksi industri merosot tajam dari 0,1% ke level minus 0,7%. “Belum lagi berkembang referendum agar Inggris segera meninggalkan zona Eropa itu imbasnya negatif bagi pergerakan sterling,” tutur Agus.

Tekanan fundamental GBP dimanfaatkan oleh yen untuk unggul. “Padahal pergerakan yen sebenarnya cenderung stabil dengan data yang variatif,” kata Agus. Tidak ada pendongkrak signifikan dari Jepang yang bisa membuat jarak lebar antara GBP/JPY tercipta.

Pada pernyataan Kuroda disampaikan bahwa inflasi tumbuh sesuai target yang diharapkan BOJ. Yang mana saat ini, BOJ sudah mengantongi setengah dari target inflasi 2% yang ditetapkan. Ini sinyal positif bagi pergerakan yen.

Didukung oleh beberapa sajian data ekonomi yang memuaskan. Sebut saja consumer confidence Desember 2015 yang naik dari 42,6 menjadi 42,7 dan economy watchers sentimen yang terangkat ke level 48,7 dari sebelumnya 46,1. "Tapi ini hanya mampu menjaga nilai yen stabil tidak menguat signifikan," tambah Agus. Pasalnya yen juga digempur beberapa indikator ekonomi yang negatif.

Memang dilaporkan neraca berjalan Jepang surplusnya mengempis dari 1,49 triliun yen menjadi 1,42 triliun yen. Belum lagi bank lending Desember 2015 turun ke level 2,2% dibanding Desember 2014 di 2,3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto