Inggris dan Ceko tolak pakta fiskal Uni Eropa



BRUSSELS. Tak semua anggota Uni Eropa rupanya sepakat dengan pakta fiskal yang bertujuan menegakkan disiplin belanja anggaran. Dari 27 negara, sebanyak25 negara yang sepakat dengan perjanjian tersebut.Sisanya, hanya Inggris dan Ceko menolak perjanjian fiskal tersebut. Perdana Menteri Inggris David Cameron beralasan masih meragukan status hukum penggunaan institusi Uni Eropa untuk menegakan perjanjian fiskal tersebut. Sementara Ceko, menurut Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy, menolak karena alasan konstitusi. Seperti diketahui, Jerman menggagas ide pengetatan anggaran belanja negara-negara Uni Eropa untuk mengurangi defisit. Ide ini dituangkan dengan membuat pakta fiskal yang harus diratifikasi oleh negara-negara Eropa. Keinginan Jerman ini lantaran negara tersebut sebagai kreditur terbesar bagi anggota Eropa yang sedang terpuruk dalam krisis utang. Selama ini, Jerman menilai, negara-negara tersebut tidak disiplin dalam membelanjakan anggaran.Dalam pakta fiskal ini, Mahkamah Eropa bisa mengawasi dan menghukum negara yang tidak disiplin dalam belanja anggaran. Rencananya, perjanjian ini akan diteken pada Maret mendatang.Kendati Ceko dan Inggris menolak, bank sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) menyambut baik kesepakatan ini. "Ini langkah maju pertama untuk penyatuan fiskal. Ini akan menguatkan kepercayaan terhadap zona Eropa," kata Presiden ECB Mario Draghi.


Editor: Edy Can