Inggris dan China mengoleksi banyak gedung hijau



BEIJING. Korporasi besar semakin menyadari perlunya membangun gedung ramah lingkungan. Fenomena meningkatnya kesadaran terhadap lingkungan dan alam untuk membuat "bangunan hijau" melanda berbagai kota besar di dunia. Selain menghemat operasional, gedung ramah lingkungan bermanfaat untuk mengurangi emisi karbon dioksida. Berdasarkan data 10 gedung paling hijau di dunia yang dirilis CNBC, ternyata China merupakan negara yang punya banyak gedung hijau.

Masyarakat internasional semakin peduli dengan ancaman pemanasan global. Makanya, banyak negara membuat kebijakan menekan emisi karbon dioksida. Salah satunya adalah dengan menerapkan kebijakan gedung ramah lingkungan. Tak heran, pembangunan gedung-gedung raksasa di kawasan urban yang hemat energi, kian menjamur di berbagai belahan dunia.

Gedung hijau tak hanya menawarkan bentuk arsitektur yang cantik, melainkan juga penghematan biaya operasional, seperti efisiensi air dan energi. Gedung ramah lingkungan bisa menggunakan energi matahari yang dikumpulkan sendiri. Lalu, memanfaatkan kembali limbah dan air hujan. Bahkan, bahan baku pembangunan gedung itu menggunakan sumberdaya terbarukan.


Nah, CNBC mencatat setidaknya ada 10 bangunan pencakar langit di dunia yang paling ramah lingkungan. Pertama, One Angel Square di Manchester, Inggris. Gedung yang merupakan markas perusahaan Grup Co-operative ini mendapat penghargaan "Outstanding" dari Building Research Establishment Environmental Assessment Methodology (BREEAM). Ini merupakan badan yang bergerak dalam penelitian lingkungan di Inggris. 

Kelebihan gedung tersebut adalah fitur pencahayaan sudah dilengkapi dengan sistem LED. Selain itu, One Angel Square dilengkapi dengan sistem penampungan air hujan yang dapat di daur ulang.

Masih seputar Inggris, The Crystal yang menjulang di Kota London, merupakan gedung kedua paling ramah lingkungan. Gedung ini berhasil menyabet sertifikat Leadership in Energy and Environmental Design (LEED) untuk kategori "Platinum" karena bebas bahan bakar fosil.

Listrik untuk gedung ini bersumber dari panel surya yang dipasang bernama fotovoltaik. Atap gedung ini dapat menampung air hujan dan limbahnya dimanfaatkan lagi untuk kebutuhan gedung.

Ketiga adalah gedung Bank of America di Manhattan. Bangunan ramah lingkungan dengan 54 lantai ini menggunakan energi matahari yang dikumpulkan sendiri, memiliki alat untuk memonitor karbon dioksida dan memanfaatkan limbah air hujan.

Selain Inggris, China juga memiliki banyak gedung pencakar langit yang termasuk dalam kategori ramah lingkungan. CNBC menempatkan Shanghai Tower di urutan keempat gedung paling hijau di dunia. Gedung ini bisa mengurangi 34.000 metrik ton karbon dioksida dalam setahun. 

Kelima adalah Pearl River Tower di Guangzhou. Menara ini menggunakan energi surya dan angin untuk mengoperasikan gedung. Keenam adalah Micro Emission-Moon Mansion di Dezhou, China, yang memiliki 50.000 meter persegi panel surya.

Masih di China, Vanke Center didapuk oleh CNBC pada urutan ketujuh sebagai gedung paling berkelanjutan di dunia. Selain mengandalkan energi panel surya, semua perabotan di dalam gedung ini terbuat dari bambu.

Kedelapan adalah Manitoba Hydro Place di Kanada. Gedung ini menggunakan ventilasi alami dan memiliki sistem panas bumi untuk memanaskan atau mendinginkan gedung. 

Selanjutnya, pada urutan kesembilan adalah CSI Tower di Manchester, Inggris. Direnovasi tahun 2000-an, gedung ini menghabiskan biaya lebih dari US$ 8,4 juta untuk memasang panel surya dan 24 turbin angin di atap gedung.

Bahrain World Trade Center di Bahrain menempati urutan kesepuluh sebagai gedung paling hijau di dunia. Gedung tersebut memiliki turbin angin dengan diameter terbesar, yakni mencapai 29 meter, untuk menghasilkan energi bersih dalam bangunan.   

Editor: Fitri Arifenie