Inggris "Kecewa" dengan Sikap PM Israel Netanyahu Terhadap Negara Palestina



KONTAN.CO.ID - LONDON. Kantor Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak mengaku kecewa atas sikap penentangan PM Israel Benjamin Netanyahu terhadap masa depan negara Palestina yang berdaulat.

Seraya menegaskan kembali dukungan Inggris terhadap solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina.

Baca Juga: Ribuan Warga Israel Serukan Digelarnya Pemilu Baru, Desak Netanyahu Mundur


Netanyahu dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tidak sepakat mengenai pembentukan negara Palestina merdeka di masa depan.

Netanyahu mengatakan pada akhir pekan bahwa ia tidak akan berkompromi mengenai "kontrol keamanan penuh Israel atas seluruh wilayah di sebelah barat Sungai Yordan".

Ketika ditanya tentang komentar Netanyahu, juru bicara Sunak mengatakan kepada wartawan pada Senin (22/1), "Sangat mengecewakan mendengar hal ini dari perdana menteri Israel."

“Posisi Inggris tetap (bahwa) solusi dua negara, dengan negara Palestina yang hidup dan berdaulat berdampingan dengan Israel yang aman dan terjamin adalah jalan terbaik menuju perdamaian abadi,” kata juru bicara tersebut.

Baca Juga: Serangan Israel ke Gaza Telah Menewaskan Lebih 25.000 Warga Palestina

Solusi dua negara telah lama menjadi kerangka dasar upaya internasional untuk menyelesaikan konflik namun proses perdamaian telah hampir mati selama bertahun-tahun.

Inggris mendukung hak Israel untuk membalas Hamas setelah serangan mematikan kelompok militan tersebut pada 7 Oktober di Israel selatan.

Pemerintahan Sunak juga menyerukan Israel untuk menghormati hukum kemanusiaan dan menghentikan pertempuran di Jalur Gaza, untuk memungkinkan lebih banyak bantuan masuk ke wilayah kantong yang terkepung.

Mereka menginginkan “gencatan senjata yang berkelanjutan” berdasarkan pembebasan sandera oleh Hamas, untuk membatasi korban sipil.

Baca Juga: AS Kembali Melabeli Houthi Sebagai Kelompok Teroris Global

“Jelas, akan ada jalan panjang menuju pemulihan dan keamanan abadi di wilayah pendudukan Palestina dan Israel,” kata juru bicara tersebut.

“Tetapi kami akan terus melanjutkan dukungan jangka panjang kami terhadap solusi dua negara selama diperlukan.”

Editor: Yudho Winarto