Inggris memberlakukan lockdown kota Leicester setelah infeksi Covid-19 meningkat



KONTAN.CO.ID - LEICESTER, INGGRIS. Inggris memberlakukan penguncian ketat (lockdown) terhadap kota Leicester menyusul penyebaran virus corona baru secara lokal ketika Perdana Menteri Boris Johnson berusaha mendorong Inggris kembali ke keadaan normal.

Inggris telah menjadi salah satu daerah yang paling parah di dunia, dengan lebih dari 54.000 orang diperkirakan meninggal, meskipun infeksi telah memudar dalam beberapa pekan terakhir dan Johnson menggulirkan kembali pembatasan nasional untuk menghidupkan kembali perekonomian.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Selasa (30/6): 56.385 kasus, 24.806 sembuh, 2.876 meninggal


Namun, di Leicester, di Midlands timur Inggris, tingkat infeksi dalam tujuh hari mencapai 135 kasus per 100.000 orang, tiga kali lebih tinggi dari kota tertinggi berikutnya. Leicester menyumbang 10% dari semua kasus positif di Inggris dalam sepekan terakhir, kata pemerintah.

"Kami akan mengajukan perubahan hukum dalam waktu dekat, dalam beberapa hari ke depan, karena beberapa tindakan yang sayangnya harus kami ambil di Leicester akan membutuhkan dukungan hukum," kata Menteri Kesehatan Matt Hancock kepada Sky dikutip dari reuters.

Ditanya apakah beberapa aspek dari penguncian akan ditegakkan oleh polisi, ia berkata: "Ya, dalam beberapa kasus."

Hancock mengatakan pemerintah masih menganalisis alasan pasti di balik munculnya kasus di Leicester. Namun, walikota Peter Soulsby mengatakan sulit untuk mendapatkan perincian dari pemerintah dan bahkan batas yang pasti dari kuncian itu.

Baca Juga: Kelanjutan PSBB transisi di Jakarta akan diumumkan paling lambat 2 Juli 2020

"Ini jelas akan menjadi tantangan yang menegakkannya," kata Soulsby pada Sky. "Memolisian itu akan menjadi sesuatu yang menjadi tantangan sampai kita tahu sebenarnya apa yang harus diawasi."

Sekolah-sekolah di kota itu akan ditutup mulai Kamis lantaram telah terjadi insiden infeksi yang sangat tinggi pada anak-anak di sana.

"Dalam pengujian yang sangat signifikan yang kami bawa ke Leicester ... Kami telah melihat sejumlah kasus positif pada usia di bawah 18 tahun dan itulah mengapa kami mengambil keputusan dengan hati yang berat untuk menutup sekolah di Leicester," kata Hancock.

Editor: Handoyo .