KONTAN.CO.ID - ABU DHABI. Inggris tidak akan mengirim pasukan darat untuk berperang melawan militan Houthi di Yaman. Pasalnya, serangan udara sejauh ini telah melemahkan kelompok yang didukung Iran tersebut. Amerika Serikat (AS) dan Inggris, sejak Januari, telah menyerang sasaran-sasaran Houthi di Yaman dengan serangan udara. Sebagai tanggapan atas serangan berbulan-bulan Houthi terhadap kapal-kapal komersial dan angkatan laut di Laut Merah. Kelompok Houthi mengatakan, serangan yang mengganggu perdagangan global ini merupakan respons terhadap perang Israel di Gaza.
Baca Juga: AS akan Menyerang Target Iran di Irak dan Suriah “Mari kita perjelas sejak awal. Kami tidak punya rencana apa pun untuk terjun ke lapangan,” kata Wakil Perdana Menteri Oliver Dowden dalam sebuah wawancara di kediaman duta besar Inggris di Abu Dhabi, Kamis (1/2). Dia mengatakan, serangan udara tersebut bertujuan untuk mengurangi kemampuan Houthi dalam mengancam kapal-kapal di Laut Merah dan bukan untuk mengusir kelompok tersebut, yang telah bertahan lebih lama dari kampanye pemboman Saudi selama bertahun-tahun. Serangan terhadap pelayaran di Laut Merah telah meningkatkan profil gerakan Yaman, yang mengambil kendali atas sebagian besar negara miskin tersebut satu dekade lalu. Banyak warga di Timur Tengah melihat Houthi sebagai satu-satunya kekuatan Arab yang menyerang Israel. Perusahaan pelayaran besar sebagian besar telah meninggalkan jalur perdagangan utama Laut Merah dan beralih ke rute yang lebih panjang mengelilingi Afrika.
Baca Juga: India Kirim Kapal Perang ke Laut Merah untuk Lawan Bajak Laut Hal ini telah meningkatkan biaya, memicu kekhawatiran terhadap inflasi global dan melemahkan pendapatan luar negeri Mesir yang biasanya diperoleh dari pengirim barang yang berlayar melalui Terusan Suez ke atau dari Laut Merah. Dowden mengatakan, dia yakin serangan militer tersebut merupakan sebuah langkah untuk menurunkan kemampuan Houthi dalam mengancam Laut Merah. “Kita perlu memperketat tekanan terhadap Houthi karena akar dari tekanan ini terletak pada komitmen Inggris untuk menjamin stabilitas dan perdagangan bebas barang dan pergerakan.” Inggris dan AS menganggap upaya terkoordinasi mereka mendapat dukungan internasional yang luas. Australia, Bahrain, Kanada, Belanda dan negara-negara lain telah memberikan sejumlah dukungan material untuk kampanye tersebut tetapi belum mengambil bagian dalam serangan udara.
Baca Juga: Membela Diri, Houthi Yaman Menargetkan Kapal Perang AS dan Inggris Namun hanya sedikit mitra Arab terdekat London dan Washington yang bergabung dalam kampanye ini atau memberikan dukungan publik. Kelompok Houthi tetap menentang. Kapal-kapal di Laut Merah terus menjadi sasaran serangan drone dan rudal dan kelompok Houthi telah mengeluarkan pernyataan yang memancing Inggris dan Amerika dengan ancaman untuk menargetkan kapal angkatan laut mereka.
Serangan udara Inggris dan Amerika juga terjadi di tengah proses perdamaian yang tidak ada kaitannya di Yaman. PBB pada bulan Desember mengatakan Houthi dan pihak-pihak yang bertikai lainnya telah berkomitmen untuk melakukan tindakan gencatan senjata dan dialog politik. Dowden menggambarkan, situasi regional yang lebih luas sebagai situasi yang “rapuh dan berbahaya” dan mendesak semua pihak untuk menahan diri.
Baca Juga: Begini Efek Konflik di Laut Merah Terhadap Distribusi Komoditas Impor dan Ekspor RI Pekan ini, militan yang didukung Iran disalahkan atas serangan pesawat tak berawak yang menewaskan tiga anggota militer AS di Yordania, serangan mematikan pertama terhadap pasukan AS sejak perang Israel-Hamas meletus pada bulan Oktober.
Editor: Yudho Winarto