KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) akan merealisasikan rencana akuisisi perusahaan tekstil di tahun depan. Akuisisi ini dilakukan untuk memperluas jangkauan pasar tekstil SRIL. Direktur Utama SRIL Iwan Setiawan menuturkan, tengah mengkaji beberapa perusahaan tekstil dalam negeri yang berpotensi jadi target akuisisi. "Kami sedang persiapkan dan kemungkinan akan direalisasikan tahun depan," ujarnya di Jakarta, Senin (11/12). Perusahaan yang dibidik merupakan pemain ekspor. Dengan demikian, kelak SRIL bisa mengurangi risiko kurs.
Lantaran masih dalam kajian, Iwan mengaku belum mengetahui nilai investasi yang dibutuhkan untuk akuisisi tersebut. Sehingga, rencana akuisisi ini belum dimasukkan dalam anggaran belanja modal (capex) SRIL tahun depan yang sebesar US$ 25 juta. Capex ini hanya akan digunakan untuk keperluan rutin seperti perawatan mesin. Demi melancarkan rencana akuisisi, SRIL bakal melakukan aksi korporasi untuk memperoleh dana segar. "Pembiayaan baru itu bisa datang dari utang atau ekuitas. Kami akan melihat mana yang paling cocok," imbuh Iwan. Akuisisi ini diyakini bisa mendongkrak pendapatan SRIL. Tanpa akuisisi, SRIL menargetkan pertumbuhan penjualan tahun depan sebesar 15%
year on year (yoy). Tapi, jika akuisisi ini berhasil, pendapatan SRIL di 2018 bisa naik hingga 20% sampai 30%. Selain akuisisi, SRIL juga berambisi memperkuat pasar ekspor. "Kami akan memperbesar penjualan di pasar Amerika Serikat (AS) dan pasar Eropa," kata dia. Harapannya, kontribusi penjualan dari pasar AS bisa meningkat dari 10% menjadi 12% di tahun depan. Sementara itu, kontribusi dari pasar Eropa berpotensi naik dari 8% menjadi sekitar 9% terhadap total penjualan SRIL. Belum lama ini, SRIL juga telah memperkuat modalnya. Perusahaan ini menerbitkan 1,86 miliar saham baru lewat
private placement. Seluruh saham baru tersebut diserap oleh pemegang saham utama SRIL, PT Huddleston Indonesia. Dari aksi korporasi tersebut, SRIL meraup dana segar Rp 658,44 miliar yang akan digunakan untuk modal kerja.
Hingga akhir tahun 2017, SRIL menargetkan pertumbuhan penjualan mencapai 12% yoy. Lalu, laba bersih perusahaan yang berbasis di Solo, Jawa Tengah ini, ditargetkan naik 15% yoy hingga akhir tahun ini. Informasi saja, di kuartal III-2017, penjualan SRIL mencapai US$ 572,59 juta dengan laba bersih US$ 47,23 juta. Pada perdagangan kemarin, harga SRIL menguat 1,63% menjadi Rp 374 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini