KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Info penting untuk investor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ingin membeli saham perdana atau initial public offering (IPO) PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) awata Blibli. Sebelum melakukan pemesanan IPO saham BELI, investor wajib tahu kinerja Blibli. Laporan kinerja adalah gambaran performa perusahaan selama periode tertentu. Calon pembeli IPO saham BELI perlu melihat operasional perusahaan untuk mengukur potensi kinerja di masa mendatang. Seperti diketahui, perusahaan e-commerce milik Grup Djarum, Blibli akan IPO saham BELI dengan harga Rp 410-Rp 460 per saham. Investor sudah bisa melakukan peminatan awal sejak 17 hingga 24 Oktober 2022.
Selanjutnya, penawaran umum IPO saham BELI akan dibuka mulai 1 hingga 3 November 2022. Sedangkan listing atau pencatatan IPO saham BELI di BEI pada 7 November 2022.
Baca Juga: Blibli Akan IPO Saham BELI, Apakah Prospektif? Pahami Ini Sebelum Membeli Dari sisi kinerja, Blibli mampu mencatatkan pertumbuhan total processing value (TPV) sebesar 89,29% secara tahunan atau Rp 24,13 triliun pada semester I-2022. Chief Financial Officer Blilbi Hendry mengatakan, Blibli punya empat segmen dalam pembagian TPV. Pertama, 1P retail. Di sini Blibli menawarkan produk sendiri sehingga Blibli punya kontrol penuh atas harga dan margin. Kedua, 3P retail. Pada segmen ini, Blibli menjalin kerja sama dengan brand principal dan menjual ke pihak ketiga dalam menawarkan produk. Dia bilang, sekitar 50% dari segmen ini berasal dari perjalanan gaya hidup dan perjalanan Tiket.com. Segmen ketiga, ada institusi. Dan keempat, dari physical stores. Sekadar informasi, segmen physical stores ini baru dimulai pada Maret 2021 dengan membuka toko fisik, baru dilanjutkan akuisisi PT Supra Boga Lestari Tbk (
RANC) atau Ranch Market. "Dari keempat segmen ini Blibli mencatatkan pertumbuhan TPV sebesar 45% sepanjang 2021 dengan total Rp 32,4 triliun," ungkap Hendry, Selasa (18/10). Sementara itu, pada semester pertama tahun ini, Blibli mencatatkan TPV sebesar Rp 24,13 triliun. Nilai itu melesat 89,29% secara tahunan dari Rp 12,75 triliun di semester I-2021. Rinciannya, segmen 1P retail berkontribusi sebesar 19,1% dari TPV semester satu ini. Lalu, segmen 3P retail menyumbang 58,9%, segmen institusi sebesar 13,9% dan physical stores 8,1%. "Pencapaian kami sudah merepresentasikan sekitar 75% dari total TPV setahun penuh pada 2021, sehingga kami optimistis pada 2022 akan meningkat baik secara tahunan," ucap Hendry. Lebih lanjut, Hendry menyebutkan, sejak 2019 hingga paruh pertama tahun ini, Blibli telah melakukan efektivitas pemasaran. Rasio biaya pemasaran terhadap TPV turun dari 6% di 2019 menjadi 3,6% pada semester I-2022.
Efisiensi juga dilakukan pada potongan harga atau diskon promosi. Pada 2019 rasio diskon Blibli terhadap TPV sebesar 7,1%, kemudian turun menjadi 2,3% di semester I-2022. "Maka margin EBITDA menunjukkan margin positif. Pada semester satu 2022, margin EBITDA Blibli menunjukkan perbaikan sebesar 140 basis poin," kata Hendry. Itulah kinerja Blibli pada semester 1 2022. Ingat, investasi saham memiliki risiko tinggi, pastikan Anda memahami setiap risikonya sebelum berinvestasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto