Ingin investasi di sukuk ritel, simak kiat-kiatnya



JAKARTA. Peluang investasi di sukuk ritel kembali dibuka. Pemerintah mulai menawarkan instrumen seri 007 itu pada Senin (23/3) hingga pekan depan. 

Direktur Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Wahyu Trenggono membisikkan kiat-kiat investasi sukuk ritel bagi investor. Dia menuturkan investor harus menyisihkan dana idle minimal tiga tahun untuk berinvestasi di sukuk ritel.

"Investor bisa mengalihkan dana yang sebelumnya ditempatkan di deposito ke sukuk ritel," tutur Wahyu, Jakarta, Selasa (24/2).


Tiga tahun merupakan tenor sukuk ritel. Menurut dia, investor akan lebih diuntungkan apabila menggenggam sukuk ritel hingga masa jatuh tempo atau hold to maturity (HTM) ketimbang melakukan transaksi di pasar sekunder atau trading

"Sebisa mungkin investor tidak menjual kepemilikan sukuk ritel ke pasar sekunder," tutur Wahyu.

Pasalnya, investor justru akan mengalami kerugian apabila melepas kepemilikannya ke pasar sekunder. Umumnya, pembeli akan mengajukan penawaran harga di bawah harga pasar. Hal ini terjadi lantaran minimnya pihak pembeli sukuk ritel di pasar sekunder.   

"Misalnya harga pasar di kisaran level 106, maka tawaran hanya akan sekitar 103. Biasanya, pembeli sukuk ritel merupakan perbankan yang menjadi agen penjual," tutur Wahyu.

Untuk pembelian di pasar perdana, menurut Wahyu, investor bisa mencari agen penjual dengan jaringan yang luas. Sehingga, investor dapat dengan mudah menjangkau kantor agen penjual untuk melakukan transaksi. "Apabila sewaktu-waktu investor terpaksa menjual kepemilikannya, maka dapat dengan mudah menjangkau kantor agen penjual. Investor juga harus mencari agen yang capable," tutur Wahyu.

Analis Millenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga mengatakan investor pemula dapat menerapkan strategi HTM. Dengan strategi ini, investor akan mengantongi cashflow dari kupon yang dibayarkan setiap bulan.

Sedangkan bagi investor yang lebih jago, dapat menerapkan strategi trading. Untuk strategi ini investor perlu memperhatikan kondisi pasar khususnya arah sukuk bunga dan likuiditas di pasar. 

"Selain mendapatkan kupon, invesor juga akan mendapatkan capital gain dari kenaikan harga apabila melakukan trading," ujar Desmon.

Bagi investor trading, menurut Desmon, bisa memanfaatkan momentum melepas sukuk ritel di pasar sekunder setelah masa minimum holding period berakhir. Secara historis, harga sukuk ritel akan naik pada hari pertama pascaminimum holding period. 

"Saat itu, investor bisa melepas kepemilikannya sehingga mendapatkan capital gain," tutur Desmon.

Di sisi lain, mencari sukuk ritel akan lebih menguntungkan di pasar perdana ketimbang sekunder. Investor akan mendapatkan harga di par atau 100% saat di pasar perdana atau lebih murah dibandingkan di pasar sekunder. "Harga sukuk ritel di pasar sekunder cenderung naik. Apabila turun, lebih dipengaruhi oleh suku bunga dan inflasi yang tinggi. Sedangkan tahun ini kedua faktor tersebut cukup stabil sehingga peluang penurunan harga sangat kecil," tutur dia.

Desmon menambahkan investor bisa mencari agen penjual dengan jaringan cabang yang luas. Strategi ini diterapkan agar investor bisa memperoleh jatah sukuk ritel di pasar perdana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa