Ingin naik kelas, tiga bank ini bersiap menambah modal tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank berencana melakukan aksi korporasi untuk mendorong penguatan modal. Hal itu dilakukan dalam rangka untuk naik kelas.

Rencana-rencana bank tersebut masih terus dipersiapkan dan ditargetkan akan terlaksan tahun ini. PT BNI Syariah misalnya, terus menjajaki beberapa opsi aksi korporasi seperti penerbitan saham perdana (IPO), mencari mitra strategis, atau injeksi modal dari pemegang saham eksisting.

Dhias Widhiyati, Direktur Bisnis SME dan Komersial BNI Syariah mengatakan, aksi korporasi tersebut tetap akan dilaksanakan tahun ini dalam rangka mengejar naik BUKU III. "Aksi korporasi itu tetap akan tahun ini. Ketiga opsi itu masih punya kans yang kuat. Beberapa altenatif capital strengthening sedang kami dalami saat ini," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (9/4).


Saat ini, modal inti BNI syariah telah mencapai Rp 4,1 triliun. Sehingga masih ada selisih Rp 900 milia lagi yang harus dikejar untuk bisa naik kelas dari BUKU II ke BUKU III.

PT BRI Agroniaga Tbk (AGRO) juga masih terus mempersiapkan diri untuk rencana penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue tahun ini.

Bank ini menargetkan aksi korporasi itu akan dilakukan pada akhir September 2019 dengan target perolehan dana sekitar Rp 700 miliar. "Saat ini kami terus melakukan persiapkan. Kami juga akan melakukan roadshow untuk mencari investor baik di dalam negeri maupun luar negeri." jelas Direktur Utama BRI Agro Agus Noorsanto.

Rencana rights issue ini juga ditujukan untuk bisa naik kelas dari BUKU II menjadi BUKU III. Adapun, total modal inti BRI Agro akhir tahun lalu sudah mencapai Rp 4,28 triliun. Sementara untuk menjadi BUKU III maka harus memiliki modal inti minimal Rp 5 triliun.

Rencana rights issue PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB) juga masih terus berjalan. Bank ini akan melepas sebanyak-banyak 499,6 juta saham dengan harga Rp 338 per lembar.

Andriyana Muchyana, Sekretaris Perusahaan Bank Yudha Bhakti bilang,  Akulaku sebagai pemegang saham baru  akan bertindak sebagai standby buyer atau pembeli siaga.

Berdasarkan prospektusnya, Bank Yudha Bhakti menargetkan rights issue itu mendapatkan penyataan efektif dari ototritas pada 15 Mei dan akan didistribusikan pada 28 Mei. Kemudian akan dicaaatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 29 Mei.

Perusahaan Fintech Akulaku Silvrr Indonesia saat ini tercatat memiliki 14,24% saham Bank Yudha Bhakti yang diperoleh lewat membeli 5,2% saham Gozko capital dan selebihnya dari private placement.

Dari aksi private placement yang dilakukan Maret lalu, Bank Yudha Bhakti mendapatkan dana Rp 158,7 miliar. Sementara modal inti bank ini per 2018 tercatat sebesar Rp 563,44 miliar. Setelah aksi rights issue yang akan digelar pada Mei mendatang, Bank Yudha Bhakti akan naik kelas menjadi BUKU II.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat