Ingin Pertumbuhan Ekonomi Semester 2 Positif, Jokowi Minta Menteri Lakukan Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan agar pertumbuhan ekonomi semester 2 tahun ini bisa tumbuh positif.

Dalam pencapaian target tersebut, Jokowi meminta jajaran menterinya untuk melakukan beberapa langkah. Di antaranya; mendongkrak konsumsi rumah tangga, menstabilkan harga kebutuhan pokok dan ketersediaan pangan.

"Pertumbuhan ekonomi tumbuh positif di semester 2. Apa yang harus kita lakukan, dongkrak konsumsi rumah tangga, stabilkan harga kebutuhan pokok dan ketersediaan stok pangan, ini penting sekali," kata Jokowi dalam Pengantar Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Senin (3/7).


Baca Juga: Indonesia Luncurkan Peta Jalan Ekonomi Biru Hingga 2045

Selain itu, Kepala Negara juga meminta pada jajarannya untuk terus menjaga inflasi di daerah. Tak lupa juga memastikan agar capaian investasi seusai target.

Dalam bidang pangan, Presiden Jokowi menekankan agar ketersediaan pupuk dapat dipastikan tepat sasaran. Kemudian tak lupa Ia meminta agar stabilitas moneter dan stabilitas sektor perbankan untuk terus dijaga.

Adapun dalam Sidang Kabinet Paripurna hari ini, dibahas mengenai laporan semester I pelaksanaan APBN tahun 2023. Presiden menyampaikan pertumbuhan ekonomi bertahan relatif tinggi di atas 5%. Selain itu selama 6 kuartal berturut ekonomi Indonesia mampu tumbuh di atas 5%.

Adapun per juli 2023, Bank Dunia kembali memasukan Indonesia dalam growth upper middle income countries. Hal tersebut menjadi bukti bahwa proses pemulihan ekonomi Indonesia cepat, setelah sempat turun ke growth lower middle income countries di tahun 2020 karena pandemi Covid-19.

Meski demikian, Ia mengingatkan bahwa, situasi yang dihadapi di paruh kedua 2023 tidak mudah dan perlu diwaspadai beberapa hal. Antara lain kondisi lingkungan global yang masih tidak stabil.

Baca Juga: IMF: Ekonomi Indonesia 2023 Salah Satu yang Tertinggi di Antara G20 & Asean-6

Kemudian ketegangan geopolitik yang masih berlangsung, yang berimbas pada pertumbuhan ekonomi dan aktivitas perdagangan yang melemah. Hal tersebut menurutnya terlihat dari ekspor yang menurun. Serta berbagai lembaga internasional memprediksi perlambatan ekonomi global

"Dan juga kenaikan tingkat suku bunga global ini hati-hati inflasi global juga relatif tinggi, kemudian kalau kita lihat fragmentasi perdagangan global yang menghambat kerja sama multilateral hingga berbagai indikator dini untuk konsumsi dan produksi menunjukkan situasi yang mixed added yang cukup positif namun juga ada yang melemah ini juga kita harus melihat secara hati-hati," jelasnya.

Oleh karenanya, Jokowi menekankan beberapa hal harus menjadi perhatian. Diantaranya, fokus dan waspada akan potensi krisis, antisipasi dan proyeksi agar pendapatan negara tidak terganggu, memastikan pertumbuhan ekonomi positif di paruh kedua.

Selanjutnya, memaksimalkan realisasi belanja APBN dan APBD tahun 2023, dimana prioritas pada belanja barang dan modal pada produk dalam negeri.

Baca Juga: Meski Ada Ketidakpastian Global, BI Yakin Pertumbuhan Ekonomi RI Tetap 5%

Kemudian perlunya antisipasi musim kemarau panjang, akibat Elnino, menjaga stabilitas politik dan keamanan masyarakat dalam tahapan pemilu 2024. Tak lupa Presiden meminta jajarannya untuk mengawal penyelesaian non yudisial pelanggaran HAM berat masa lalu.

"Kawal terus penyelesaian non yudisial pelanggaran HAM berat masa lalu dan lakukan pemulihan keamanan di Papua secepatnya khususnya di Kabupaten Nduga, Intan Jaya dan di kabupaten lainnya," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto