Ingin punya sapi di Australia, PI terkendala harga



JAKARTA. PT Pupuk Indonesia bermimpi memiliki peternakan sapi di Australia sejak tahun lalu. Namun, sepertinya mimpi tersebut masih menjadi angan-angan. Pasalnya, hingga saat ini rencana tersebut belum ada realisasinya.

Rusman Heriawan, Wakil Menteri Pertanian mengatakan, saat ini rencana memiliki peternakan sapi di Asutralia tersebut masih dalam proses tawar menawar antara Pupuk Indonesia dengan Acton Superbeef. Kedua pihak tersebut belum sepakat soal harga. Selain itu, Kementerian Pertanian (Kementan) juga masih menyoroti teknis bisnis di Australia.

"Harus jelas dulu dari sisi kesiapan. Mulai dari luas lahannya, model ranch dan pengalaman mitra Pupuk Indonesia. Pertimbangannya banyak karena ini untuk kepentingan Indonesia. Jangan sampai rencana ini tidak menguntungkan," kata Rusman, Selasa (29/4).


Seperti diketahui, Kementerian BUMN dan Kementerian Pertanian mendorong Pupuk Indonesia dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) untuk investasi peternakan sapi.

Dahlan Iskan, Mentri BUMN memperkirakan kebutuhan dana investasi peternakan sebesar Rp 1 triliun hingga Rp 2 triliun.

Skemanya, sapi yang dikembangbiakan di Australia akan masuk ke Indonesia sebagai sapi bakalan. Selanjutnya, sapi ini akan menjadi bibit penggemukan di Indonesia.

Jika Acton Superbeef mampu memproduksi 150.000 ekor per tahun. Lewat kerjasama ini, diharapkan Indonesia bakal surplus daging sapi bahkan bisa mengekspor daging sapi ke kawasan timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan