KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Indonesia kini sedang mengalami krisis minyak, produksi minyak hanya sekitar 700.000-750.000 barl per hari (bph) sementara kebutuhannya bisa mencapai 1,6 juta barel per hari. Maka dari itu, mesti ada gebrakan besar dari Menteri ESDM Arifin Tasrif untuk membuat kebijakan baru terkait peningkatan produksi minyak di tahun mendatang. Beberapa kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) kini sedang memutar otak untuk mendapatkan cadangan minyak yang signifikan agar bisa meningkatkan produksi sekaligus menambah cadangan minyak secara nasional.
Baca Juga: Akses data migas dibuka lebar, investasi dan eksplorasi hulu migas bisa naik? Salah satunya yang sedang bekerja keras mendapatkan cadangan migas adalah Pertamina EP yang kini memang tengah memburu minyak di sejumlah wilayah kerja. Namun demikian, PEP tidak bisa bergerak leluasa karena terbentur adanya aturan terkait pengelolaan wilayah kerja baru. Meski begitu, PEP tidak tinggal diam. Salah satunya adalah usulan adanya diskresi Menteri ESDM Arifin Tasrif kepada PEP untuk bisa mengelola wilayah baru yang tentu saja memiliki potensi migas. Nanang Abdul Manaf Direktur Utama Pertamina EP mengatakan, saat ini pihaknya sudah melihat beberapa area dari kacamata geologi untuk bisa dieksplorasi yang memiliki potensi migas.
Baca Juga: Inovasi burket Pertamina EP bisa menghemat hingga miliaran rupiah Namun, memang pihaknya tidak bisa serta-merta menggarap area tersebut karena Pertamina EP ini memang menurut UU Migas ditugaskan mengelola area di seluruh Indonesia yang rata-rata memang sekarang usianya sudah tua. "Mesti ada diskresi Menteri ESDM agar kami bisa memiliki area baru. Kami ingin menukar area yang tidak menarik dari hasil studi, menjadi area yang memiliki potensi," kata dia ke Kontan.co.id pekan lalu. Nanang mengatakan, permintaan ini bukan tanpa dasar melainkan sudah melihat masalah cadangan migas yang tidak bertambah signifikan setiap tahun. Untuk itu, harus ada terobosan agar perusahaan bisa cepat melakukan eksplorasi di area yang potensi migasnya besar. "Saya kira boleh saja menteri keluarkan diskresi ke Pertamina EP, kan kami 100% milik negara, keberpihakan kepada Pertamina boleh kan?" kata dia.
Baca Juga: Pertamina Siapkan Jurus Menekan Defisit Migas "Kita sudah kritis soal cadangan migas, sementara konsumsi bertambah terus," imbuh Direktur IPA ini.
Ia menerangkan, dengan adanya Menteri ESDM yang baru harapannya adalah bisa mendukung adanya peningkatan produksi migas. Apalagi memang saat ini Indonesia masih impor minyak karena konsumsi dan produksi tidak sesuai. Sementara itu, Nanang mengungkapkan, Pertamina EP ini sekitar 2/3 produksi, pendapatan, dan laba bersih berasal dari gas. "Kami ini sudah gas buyer," imbuh dia. Saat ini produksi migas Pertamina EP mencapai 247.000 boepd, dengan produksi minyak hanya 83.000 bph dan sisanya adalah gas. Hal itu membuktikan PEP saat ini sangat tergantung dari gas. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini