Ini 10 saham dengan penurunan harga terbesar, simak potensi selanjutnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tercatat turun tipis 7,57%, Tapi, IHSG masih naik tipis 0,89% dalam tiga bulan terakhir.

Di tengah kenaikan tipis IHSG, masih ada saham-saham dengan penurunan dua digit pada periode yang sama. Berdasarkan data Bloomberg periode 25 Juni-25 September, saham PT Sriwahana Adityakarta Tbk (SWAT) mencatat kinerja terburuk dengan penurunan 79,84%.

Dua saham lain yang turun lebih dari 70% pada periode yang sama adalah PT Guna Timur Raya Tbk (TRUK), PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS). Kedua saham ini turun masing-masing 72,87% dan 71,78%.


Saham-saham yang juga mencetak penurunan dalam adalah PT Skybee Tbk (SKYB) 56,45%, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) 52,18%, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) 52,11%, PT Global Teleshop Tbk (GLOB) 49,21%, PT Alumindo Light Metal Tbk (ALMI) 48,76%, PT Pudjiadi & Sons Tbk (PNSE) 48,25%, dan PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) 46,90%.

Menurut pendiri LBP Institute Lucky Bayu Purnomo, mengungkapkan, likuiditas transaksi turut menjadi faktor yang menyebabkan koreksi harga. Saham yang harganya turun di kuartal tiga tahun ini memiliki tingkat fluktuasi yang besar dan risiko relatif tinggi.

"Investor dapat memanfaatkan saham dengan membeli untuk jangka pendek. Tapi, peluang pelemahan saham harus diwaspadai karena kerugiannya bisa 4% sampai 5%," kata Lucky kepada Kontan.co.id, Selasa (25/9).

Sebenarnya saham-saham yang masuk pelemahan ini pun sebenarnya memiliki potensi untuk naik. Hanya saja, Lucky melihat, peluang sangat kecil dan relatif terbatas.

"Besar kemungkinan, harganya menurun karena trennya memang sudah selesai. Ini umum terjadi pada saham apapun, akan ada masanya mengalami tren naik dan kemudian turun," ujar Analis Panin Sekuritas, William Hartanto kepada Kontan.co.id.

William merekomendasikan untuk investor menghindari saham-saham dengan penurunan besar ini dan memilih ke saham menarik lain. "Kalau sudah terlanjur punya, hold asalkan fundamentalnya bagus," kata William.

Untuk saham yang berpotensi naik yaitu DSSA dan IMAS. Tapi secara fundamental, William bilang IMAS masih kurang menarik dari EPS yang negatif. "Target harga untuk IMAS Rp 2.200, dan DSSA Rp 17.000," tutur William.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati