KONTAN.CO.ID - BANDUNG. Perusahaan modal ventura Asia Tenggara, East Ventures melihat potensi startup di Indonesia sangat besar. Itulah mengapa East Venture akan tetap menginvestasikan dananya di Indonesia juga negara-negara Asia Tenggara lain. Elisa Suteja, Analis East Venture mengatakan ada tiga hal yang diperhatikan untuk menginvestasikan dana ke pelaku usaha rintisan. Pertama adalah melihat orangnya (People). East venture melihat pemimpin atau pemilik yang fokus untuk membesarkan dan mengembangkan produk usahanya. Kedua, adalah produk (Product) yang berbasis teknologi dan seberapa berkembang produk itu nantinya. Ketiga adalah potensi pasar (Potensial Market). Dengan tiga hal itu, East Venture sudah mengucurkan dananya ke lebih startup aktif di Asia Tenggara yang 80%nya didominasi startup Indonesia. "Ada Traveloka, Tokopedia, Shopback, IDN Media, Moka, dan banyak lagi," kata Elisa kepada Kontan.co.id di Bandung, Kamis (7/12). Hingga saat ini East Venture pun terus menjajaki dan terus mencari startup baru untuk didanai. Sebab menurut Elisa tidak ada hambatan untuk pendanaan ke startup. Elisa bilang East Venture selalu memberikan pendanaan untuk tahap awal tanpa membedakan negaranya. Dana investasi berkisar US$ 30 juta untuk pendanaan awal kelas seed hingga seri A di Asia Tenggara. "Kisaran pendanaan startup tidak dibedakan untuk perusahaan rintisan di Indonesia, Asia Tenggara atau di Amerika," tambahnya. Hanya saja, untuk startup di Indonesia, Elisa menuturkan bahwa ada tantangan tersendiri bagi startup berkembang. Yaitu, banyaknya talenta di Indonesia namun mayoritas talenta ingin bekerja di perusahaan yang membuatnya nyaman.
Ini 3 hal yang bisa tarik dana East Ventures
KONTAN.CO.ID - BANDUNG. Perusahaan modal ventura Asia Tenggara, East Ventures melihat potensi startup di Indonesia sangat besar. Itulah mengapa East Venture akan tetap menginvestasikan dananya di Indonesia juga negara-negara Asia Tenggara lain. Elisa Suteja, Analis East Venture mengatakan ada tiga hal yang diperhatikan untuk menginvestasikan dana ke pelaku usaha rintisan. Pertama adalah melihat orangnya (People). East venture melihat pemimpin atau pemilik yang fokus untuk membesarkan dan mengembangkan produk usahanya. Kedua, adalah produk (Product) yang berbasis teknologi dan seberapa berkembang produk itu nantinya. Ketiga adalah potensi pasar (Potensial Market). Dengan tiga hal itu, East Venture sudah mengucurkan dananya ke lebih startup aktif di Asia Tenggara yang 80%nya didominasi startup Indonesia. "Ada Traveloka, Tokopedia, Shopback, IDN Media, Moka, dan banyak lagi," kata Elisa kepada Kontan.co.id di Bandung, Kamis (7/12). Hingga saat ini East Venture pun terus menjajaki dan terus mencari startup baru untuk didanai. Sebab menurut Elisa tidak ada hambatan untuk pendanaan ke startup. Elisa bilang East Venture selalu memberikan pendanaan untuk tahap awal tanpa membedakan negaranya. Dana investasi berkisar US$ 30 juta untuk pendanaan awal kelas seed hingga seri A di Asia Tenggara. "Kisaran pendanaan startup tidak dibedakan untuk perusahaan rintisan di Indonesia, Asia Tenggara atau di Amerika," tambahnya. Hanya saja, untuk startup di Indonesia, Elisa menuturkan bahwa ada tantangan tersendiri bagi startup berkembang. Yaitu, banyaknya talenta di Indonesia namun mayoritas talenta ingin bekerja di perusahaan yang membuatnya nyaman.