Ini 3 kreditur besar yang bakal dapat saham BTEL



JAKARTA. PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) sedang mengupayakan restrukturisasi utang senilai Rp 11,3 triliun. Hal ini menyusul pengesahan perdamaian (homologasi) antara BTEL dengan kreditur dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). 

Diantara para kreditur, BTEL memiliki tiga kreditur terbesar. Ketiganya adalah Huawei Technologies Co Ltd, PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR), dan PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo). 

Jastiro Abi, Presiden Direkur BTEL menjelaskan, perseroan memiliki utang kepada Huawei senilai US$ 145 juta. Huawei merupakan perusahaan pemasok perangkat dan jaringan komunikasi. Selanjutnya BTEL juga memiliki utang masing-masing sekitar Rp 1 triliun kepada SUPR dan Protelindo. Keduanya merupakan penyedia menara telekomunikasi. 


BTEL akan membayar 70% utangnya menggunakan Mandatory Convertible Bond - A (MCB-A) yang nantinya bisa dikonversikan menjadi saham baru. "Dari MCB-A, Huawei bisa memperoleh 9% saham, SUPR dan Protelindo masing-masing 5%," ungkap Abi di Jakarta, Senin (22/12). 

BTEL memiliki total tagihan utang senilai Rp 11,3 triliun. Utang tersebut dikelompokkan menjadi utang biaya hak penggunaan (BHP) frekuensi dan universal service obligation (USO) senilai Rp 1,26 triliun, utang usaha Rp 2,4 triliun, utang tower provider Rp 1,3 triliun, dan utang dana hasil wesel senior Rp 5,4 triliun. Kemudian, BTEL juga memiliki utang afilisasi senilai Rp 73,7 miliar, utang akibat derivatif Rp 185,3 miliar, utang dengan jaminan Rp 625,4 miliar, serta pembiayaan kendaraan Rp 2,6 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia