JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan tiga program dalam pengembangan industri otomotif secara simultan. Berdasarkan rilis yang diterima KONTAN, Jum'at (15/11), Kemenperin mencatat tiga program tersebut yaitu pertama Kendaraan angkutan umum murah, kedua Program mobil penumpang hemat energi dan harga terjangkau buatan dalam negeri, dan ketiga Program Pengembangan Low Carbon Emission. Untuk program kendaraan angkutan umum atau angkutan pedesaan dicanangkan sejak tahun 2010 melalui PERPRES No. 15 tahun 2010 yaitu pada Klaster IV Program Pro Rakyat. Dalam program kendaraan angkutan murah tersebut Kementerian Perindustrian bersama BPP Teknologi mendesain prototipe platform dan komponennya. Hingga saat ini, program tersebut masih berjalan berupa bantuan peralatan dan uji coba untuk pengembangan beberapa merek lokal antara lain Tawon, Gea, dan VIAR. Diperlukan pelaku usaha yang tangguh dan sumber daya manusia (SDM) yang andal agar dapat mentransfer desain dan pengetahuan (know how) produk ini menjadi produk mobil komersial. Kemudian langkah yang diperlukan adalah tumbuhnya industri komponen otomotif dan bahan baku baja, plastik, dan karet, serta dukungan finansial lembaga keuangan agar komersialisasi mobil angkutan umum murah ini dapat terwujud.
Ini 3 program pengembangan industri nasional
JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan tiga program dalam pengembangan industri otomotif secara simultan. Berdasarkan rilis yang diterima KONTAN, Jum'at (15/11), Kemenperin mencatat tiga program tersebut yaitu pertama Kendaraan angkutan umum murah, kedua Program mobil penumpang hemat energi dan harga terjangkau buatan dalam negeri, dan ketiga Program Pengembangan Low Carbon Emission. Untuk program kendaraan angkutan umum atau angkutan pedesaan dicanangkan sejak tahun 2010 melalui PERPRES No. 15 tahun 2010 yaitu pada Klaster IV Program Pro Rakyat. Dalam program kendaraan angkutan murah tersebut Kementerian Perindustrian bersama BPP Teknologi mendesain prototipe platform dan komponennya. Hingga saat ini, program tersebut masih berjalan berupa bantuan peralatan dan uji coba untuk pengembangan beberapa merek lokal antara lain Tawon, Gea, dan VIAR. Diperlukan pelaku usaha yang tangguh dan sumber daya manusia (SDM) yang andal agar dapat mentransfer desain dan pengetahuan (know how) produk ini menjadi produk mobil komersial. Kemudian langkah yang diperlukan adalah tumbuhnya industri komponen otomotif dan bahan baku baja, plastik, dan karet, serta dukungan finansial lembaga keuangan agar komersialisasi mobil angkutan umum murah ini dapat terwujud.