JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Mariani Soemarno mengatakan, dalam APBN tahun anggaran ini Kementerian BUMN mengusulkan sebanyak 35 perusahaan pelat merah mendapatkan kucuran anggaran berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) dengan total mencapai Rp 48,01 triliun. Rini dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR-RI menyampaikan sejumlah alasan pemerintah mengusulkan tambahan PMN tersebut. Pertama, memperkokoh peran Negara dalam mengelola perekonomian nasional,melalui fungsi kepemilikan dan fungsi pengelolaan dalam BUMN. Alasan kedua yakni memperkuat posisi pemerintah (Kementrian BUMN) dalam membina dan mengarahkan BUMN sebagai agen pembangunan. Selain itu, pemerintah ingin ada optimalisasi peran BUMN dalam berproduksi dan memberi layanan publik untuk mendukung pencapaian sasaran RPJMN 2015 – 2019.
“Kemudian, meningkatkan peran BUMN sebagai pelaku ekonomi, yang akan membayar pajak dan memberi setoran dividen kepada Negara. Peningkatan peran BUMN secara strategis untuk membantu kehadiran negara dan tegaknya kewibawaan negara. Dan diharapkan dengan PMN ini, BUMN dapat melakukan leverage pendanaan,” jelas Rini, Senin (19/1/2015). Berikut di bawah ini adalah nama-nama perusahaan BUMN yang diusulkan mendapat anggaran Penyertaan Modal Negara (PMN). 1. PT Angkasa Pura II, Rp 3 triliun 2. PT ASDP, Rp 1 triliun 3. PT Pelni, Rp 500 miliar 4. PT Djakarta Lloyd, Rp 350 miliar 5. PT Hutama Karya, Rp 3,6 triliun 6. Perum Perumnas, Rp 2 triliun 7. PT Waskita Karya, Rp 3,5 triliun 8. PT Adhi Karya, Rp 1,4 triliun 9. PTPN III, Rp 3,15 triliun 10. PTPN VII, Rp 17,5 miliar 11. PTPN IX, Rp 100 miliar 12. PTPN X, Rp 97,5 miliar 13. PTPN XI, Rp 65 miliar 14. PTPN XII, Rp 70 miliar 15. PT PNM, Rp 1 triliun 16. PT Garam, Rp 300 miliar 17. PT RNI, Rp 280 miliar 18. Perum Bulog, Rp 3 triliun 19. PT Pertani, Rp 470 miliar 20. PT SHS, Rp 400 miliar 21. PT Perikanan Nusantara, Rp 200 miliar 22. Perum Perikanan Indonesia, Rp 300 miliar 23. PT Dirgantara Indonesia, Rp 400 miliar 24. PT DPS, Rp200 miiar 25. PT DKB, Rp 900 miliar 26. PT IKI, Rp 200 miliar 27. PT ANTAM, Rp 7 triliun 28. PT PINDAD, Rp 700 miliar 29. PT KAI, Rp 2,75 triliun 30. PT PPA, Rp 2 triliun 31. PT Pengembang Pariwisata, Rp 250 miliar 32. PT Bank Mandiri, Rp 5,6 triliun 33. PT Pelindo IV, Rp 2 triliun 34. PT Krakatau Steel, Rp 956 miliar 35. PT Bahana PUI, Rp 250 miliar (Estu Suryowati) Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News