MOMSMONEY.ID - Inilah beberapa gejala hepatitis B yang tidak boleh disepelekan dan perlu Anda ketahui. Hepatitis B sering kali tidak menimbulkan gejala dan tidak banyak juga yang menyadarinya. Akibatnya, penderita dapat menularkan penyakit ini tanpa disengaja. Hepatitis B yang terjadi kurang dari 6 bulan disebut hepatitis B akut, sedangkan infeksi yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis B kronis.
Hepatitis B biasanya merupakan penyakit ringan, jenis dan tingkat keparahan gejala yang dialami berbeda antar individu dan bergantung pada faktor seperti usia dan kesehatan secara umum. Seperti yang dilansir dari
Heart Association, berikut ini adalah beberapa gejala hepatitis B yang perlu Anda ketahui, antara lain: 1. Kelelahan. 2. Demam. 3. Sakit kepala. 4. Penyakit kuning (kulit dan mata kekuningan). 5. Penurunan berat badan. 6. Nafsu makan menurun. 7. Mual dan muntah. 8. Bau mulut dan rasa pahit di mulut. 9. Urine berwarna cokelat tua. 10. Nyeri di perut bagian kanan, tepat di bawah tulang rusuk.
Baca Juga: Waspada Moms! Ini 5 Cara Efektif Mencegah Penyakit Malaria Beberapa orang yang terinfeksi virus hepatitis B akan mengembangkan hepatitis B kronis dan menjadi pembawa virus. Mayoritas orang yang menjadi pembawa hepatitis B tertular virus sejak bayi atau pada masa anak-anak. Jika Anda pernah didiagnosis menderita penyakit hepatitis B, tetap lakukan kontrol secara berkala ke dokter, karena hepatitis B kronis berisiko menyebabkan sirosis atau kanker hati. Komplikasi hati yang serius dari hepatitis B kronis dapat dicegah jika penyakit ini terdeteksi dan diobati pada tahap awal. Penyakit ini diobati dengan obat antivirus yang bekerja dengan cara mengurangi pertumbuhan virus dalam tubuh dan memungkinkan sistem kekebalan untuk mengendalikan infeksi.
Pengidap hepatitis B kronis harus menjaga pola makan yang sehat dan menghindari alkohol dan obat-obatan yang tidak perlu. Itulah beberapa gejala hepatitis B yang perlu Anda ketahui dan tidak boleh disepelekan agar bisa mengantisipasinya dan tidak terlanjur parah. Tes darah rutin diperlukan untuk memantau fungsi hati. Biopsi hati juga direkomendasikan untuk memantau keseriusan kerusakan hati dari waktu ke waktu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Helvana Yulian