MOMSMONEY.ID - Bumil catat beberapa kandungan skincare berbahaya yang sebaiknya tidak digunakan saat tengah mengandung, ya. Menjaga kecantikan kulit saat hamil tentu juga perlu untuk dilakukan, ya, Moms. Namun, tak semua jenis skincare bisa digunakan bagi ibu hamil. Ada beberapa kandungan skincare yang perlu dihindari ibu-ibu hamil karena bisa memberikan dampak buruk bagi kandungan. Mau tahu apa saja daftarnya?
Berikut daftar kandungan skincare yang tak boleh digunakan oleh bumil: Baca Juga: 4 Hal Ini Penyebab Skincare Anda Tidak Manjur, Bisa Jadi Karena Cuaca Hydroquinone Produk ini adalah produk untuk menyerahkan kulit atau mengurangi pigmentasi kulit akibat melasma dan chloasma yang disebabkan oleh kehamilan. Tidak ada hubungan yang terbukti antara cacat bawaan yang parah atau efek samping dan hidrokuinon. Namun, karena tubuh dapat menyerap hidrokuinon dalam jumlah yang signifikan dibandingkan bahan lainnya (35% hingga 45%), sebaiknya batasi paparannya selama kehamilan sebagai pencegahan. Salicylic acid Kandungan skincare selanjutnya yang perlu untuk dihindari bumil adalah salicylic acid atau asam salisilat. Asam salisilat adalah bahan umum untuk mengobati jerawat karena kemampuan anti-inflamasinya, mirip dengan aspirin. Namun menurut sebuah studi tahun 2013 dari laman Health Line menunjukkan, produk yang mengandung asam salisilat dosis tinggi, baik dalam skincare maupun obat oral, harus dihindari selama kehamilan. Baca Juga: 5 Jenis Makanan yang Bisa Kurangi Kerutan & Penuaan Dini di Kulit Formaldehida Formaldehida tidak lagi menjadi bahan umum dalam kosmetik karena diketahui meningkatkan risiko kanker dan keguguran. Tapi, beberapa kosmetik mengandung bahan kimia yang melepaskan formaldehida, yang lama kelamaan akan terurai dan berubah menjadi molekul formaldehida. Menurut laman Medical News Today, antara lain kandungan bronopol (2-bromo-2-nitropropane-1,3-diol), DMDM hydantoin, diazolidinyl urea, hydroxymethylglycinate, imidazolidinyl urea, quaternium-15, 5-bromo-5-nitro-1,3-dioxane. Phthalate Phthalates adalah bahan kimia pengganggu endokrin yang ditemukan di banyak produk kecantikan. Dalam penelitian pada hewan dan manusia, disfungsi reproduksi dan perkembangan serius dikaitkan dengan paparan ftalat. Pengganggu endokrin semakin banyak dipelajari oleh FDA dan organisasi medis profesional, seperti American Academy of Pediatrics, untuk mengetahui potensi dan dampak negatif pada kesehatan reproduksi bawaan. Retinoid