JAKARTA. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengajak para pelaku industri pembiayaan (multifinance) ikut menggarap sektor kemaritiman dan kelautan. Tujuannya, supaya lebih mendorong sektor ini untuk lebih bisa tumbuh dan berkembang. “Jika multifinance ingin pertumbuhan bagus, harus didukung oleh sektor riil. Good for business multifinance, berkontribusi juga ke pertumbuhan perekonomian,” cetusnya dalam acara temu pengusaha pembiayaan, Kamis (22/1). Lebih lanjut, Susi pun memaparkan enam kebutuhan pembiayaan kemaritiman dan kelautan.
Pertama, yaitu dalam hal penangkapan ikan.
Para multifinance dapat masuk dalam kegiatan pengadaan kapal penangkap ikan, pengadaan mesin dan sparepart untuk galangan kapal, instalasi coldroom dan refrigerated sea water (RSW), alat penangkapan misalnya jaring dan pancing, pengadaan rumpon dan auxiliary machine, hingga pembiayaan logistik penangkapan yaitu umpan, Bahan Bakar Minyak (BBM) dan es.
Kedua, yakni budidaya ikan baik laut maupun darat. Susi memaparkan, para perusahaan pembiayaan dapat berperan mulai dari pembelian lahan dan konstruksi kolam atau tambak, mesin pembuat pakan, sarana dan prasarana, penyediaan indukan dan benih, penyediaan pakan benih, obat-obatan dan vaksin, hingga pembelian pakan ikan.
Ketiga, pengolahan ikan. Bisa membiayai peralatan dan permesinan pengolahan, pengadaan bahan baku ikan, pembelian lahan dan pembangunan bangunan pabrik, pembangunan chilling room dan cold storage.
Keempat, terkait pemasaran produk. Susi meyakinkan para pelaku bahwa mereka dapat berperan dalam pengadaan kendaraan pemasaran, modal kerja untuk pemasok ritel, fasilitas L/C dan biaya lainnya untuk ekspor, serta jasa storage dan packing.
Kelima, aspek wisata bahari. Selain dalam skema modal kerja dan investasi, multifinance juga boleh masuk dalam pembiayaan pembangunan fasilitas cottage, pembangunan pelabuhan, pengadaan kapal speed boat, instalasi air bersih, jasa perawatan akuarium air laut, pengadaan peralatan diving, serta pengadaan wahana permainan air.
Keenam, jasa pendukung seperti jasa galangan, bengkel kapal, penyediaan bahan bakar, penyediaan sarana dan prasarana usaha, serta penyediaan modal kerja.
Memang banyak pelaku usaha yang khawatir untuk membiayai para nelayan. Akan tetapi, Susi meyakinkan mereka bahwa sektor tersebut memiliki potensi yang luar biasa. Ada sembilan sektor utama kemaritiman. Setiap tahunnya, perikanan memiliki potensi US$ 47 miliar, pariwisata bahari sekitar US$ 29 miliar, energi terbarukan yakni US$ 80 miliar, biofarmasetika laut sekitar US$ 330 miliar, transportasi laut sekitar US$ 90 miliar, minyak bumi dan gas offshore yakni US$ 68 miliar, seabed mineral yaitu US$ 256 miliar, industri dan jasa maritim sebanyak US$ 72 miliar, serta garam industri yakni US$ 28 miliar. “Kalau kita bisa sediakan 5.000 kapal di mana satu kapal sekitar 1.000 ton ikan setiap tahun. Berarti ada 5 juta ton yang bisa diproduksi. Satu kapal US$ 10 juta. Kalau 5.000 kapal sudah US$ 50 miliar,” jelasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto