JAKARTA. Partai Hanura menilai pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) belum mampu menyelesaikan tujuh persoalan yang sangat krusial di bidang ekonomi. Dalam catatan akhir tahun 2013 yang dibacakan oleh anggota fraksi Partai Hanura Erik Satrya Wardhana, tujuh persoalan itu merupakan tugas yang tidak mampu diselesaikan oleh pemerintah SBY diakhir masa jabatannya. Tujuh persoalan itu adalah: Pertama, kemiskinan dan pengangguran. Hanura menilai, masalah kemiskinan dan pengangguran merupakan dua mata rantai yang sulit dipisahkan. "Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5,62 persen pada Tri Wulan (TW) III tahun 2013, dibandingkan TW II tahun 2012 yang tumbuh 6,16 persen" kata Erik di Gedung DPR, Senin, (30/12). Hal tersebut berdampak pada tingkat pengangguran yang melesat naik. Tingkat pengangguran terbuka mengalami peningkatan sebesar 150.000 orang (0,11 persen) dari 7,24 juta orang (6,14 persen) pada Agustus 2012 menjadi 7,39 orang (6,25 persen) pada Agustus 2013 dan meleset dari target 5,8 persen APBN-P 2013 dan RPJM 2013 yang berada pada rentang 5,8-6,1 persen. Kedua, belanja bantuan sosial masih rendah dan pengentasan kemiskinan juga dinilai telah gagal. Hanura memandang, belanja bantuan sosial yang mencapai angka sekitar 0,5 persen dari PDB tetap rendah berdasarkan standar global.
Ini 7 masalah ekonomi yang belum diselesaikan SBY
JAKARTA. Partai Hanura menilai pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) belum mampu menyelesaikan tujuh persoalan yang sangat krusial di bidang ekonomi. Dalam catatan akhir tahun 2013 yang dibacakan oleh anggota fraksi Partai Hanura Erik Satrya Wardhana, tujuh persoalan itu merupakan tugas yang tidak mampu diselesaikan oleh pemerintah SBY diakhir masa jabatannya. Tujuh persoalan itu adalah: Pertama, kemiskinan dan pengangguran. Hanura menilai, masalah kemiskinan dan pengangguran merupakan dua mata rantai yang sulit dipisahkan. "Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5,62 persen pada Tri Wulan (TW) III tahun 2013, dibandingkan TW II tahun 2012 yang tumbuh 6,16 persen" kata Erik di Gedung DPR, Senin, (30/12). Hal tersebut berdampak pada tingkat pengangguran yang melesat naik. Tingkat pengangguran terbuka mengalami peningkatan sebesar 150.000 orang (0,11 persen) dari 7,24 juta orang (6,14 persen) pada Agustus 2012 menjadi 7,39 orang (6,25 persen) pada Agustus 2013 dan meleset dari target 5,8 persen APBN-P 2013 dan RPJM 2013 yang berada pada rentang 5,8-6,1 persen. Kedua, belanja bantuan sosial masih rendah dan pengentasan kemiskinan juga dinilai telah gagal. Hanura memandang, belanja bantuan sosial yang mencapai angka sekitar 0,5 persen dari PDB tetap rendah berdasarkan standar global.