KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenali tanda kadar hormon testosteron yang rendah dan berpengaruh terhadap kesehatan. Kesehatran reproduksi pria baik usia kerja hingga menuju lansia tetap diperhatikan karena dapat mempengaruhi kesejahteraan di hari tua. Kadar hormon testosteron rendah pada pria dapat terjadi seiring bertambahnya usia atau karena beberapa kondisi kesehatan. Gangguan ini dapat mempengaruhi sistem tubuh yang berbeda, sehingga menimbulkan gejala yang mempengaruhi ingatan, suasana hati, tulang dan otot, hingga gairah seks. Anda mungkin memiliki testosteron rendah saat Anda mengalami penurunan gairah seks, kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi, rambut rontok, dan kelelahan.
Penyebab hormon testosteron rendah
- Penuaan: Secara alami, produksi testosteron cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Pada beberapa pria, penurunan ini dapat menyebabkan kadar testosteron yang rendah.
- Gangguan pada Testis: Gangguan pada testis, seperti orchitis (peradangan testis), trauma testis, atau kondisi medis tertentu seperti hemochromatosis (penumpukan zat besi berlebih dalam tubuh), dapat memengaruhi produksi testosteron.
- Gangguan pada Hipotalamus atau Hipofisis: Hipotalamus dan hipofisis di otak memainkan peran dalam mengatur produksi testosteron. Gangguan pada kedua organ ini, seperti tumor, dapat mengakibatkan produksi testosteron yang rendah.
- Sindrom Kallmann dan Klinefelter: Beberapa kondisi genetik, seperti sindrom Kallmann dan sindrom Klinefelter, dapat memengaruhi perkembangan dan fungsi testis, menyebabkan kadar testosteron yang rendah.
- Penggunaan Obat-obatan Tertentu: Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti steroid anabolik, opiat, atau obat-obatan tertentu untuk pengobatan kondisi kronis, dapat menyebabkan penurunan produksi testosteron.
- Obesitas: Kelebihan berat badan atau obesitas dapat berkontribusi pada penurunan kadar testosteron. Lemak tubuh, terutama di area perut, dapat menghasilkan hormon estrogen yang dapat menghambat produksi testosteron.
- Penyakit Kronis: Beberapa penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit ginjal, atau penyakit hati, dapat memengaruhi produksi hormon dan menyebabkan kadar testosteron yang rendah.
Tanda kadar hormon testosteron rendah
Agar lebih jelas, Anda perlu memahami beberapa tanda hormon testosteron rendah yang wajib Anda pahami dilansir dari laman Healthline. 1. Hilangnya rambut Produksi rambut dipengaruhi oleh hormon testosteron. Pada banyak pria, kebotakan merupakan bagian alami dari penuaan, dan meskipun faktor keturunan memainkan peran penting, mereka dengan kadar testosteron rendah juga mungkin mengalami kehilangan rambut di tubuh dan wajah. 2. Kelelahan Pria yang memiliki kadar testosteron rendah mungkin mengalami kelelahan ekstrem dan penurunan energi. Gejala ini mungkin terjadi jika seseorang terus merasa lelah meskipun sudah cukup tidur atau mengalami kurangnya motivasi untuk berolahraga. 3. Penurunan massa otot Suatu tinjauan pada tahun 2016 menemukan bahwa hormon testosteron memengaruhi massa otot, meskipun belum tentu kekuatan atau fungsionalitasnya. Pria dengan kadar testosteron rendah mungkin mengalami penurunan massa otot. 4. Peningkatan lemak tubuh Kadar testosteron yang rendah dapat menyebabkan peningkatan lemak tubuh atau kondisi yang disebut ginekomastia, yang merupakan pembesaran jaringan payudara pada pria. Ginekomastia dapat terjadi ketika terjadi ketidakseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen dalam tubuh. 5. Penurunan massa tulang Osteoporosis, suatu kondisi yang mempengaruhi kepadatan tulang, dapat terjadi pada pria dengan kadar testosteron rendah, terutama pada usia lanjut. Hormon testosteron membantu dalam produksi dan penguatan tulang, sehingga penurunan kadar testosteron dapat mengakibatkan volume tulang yang lebih rendah dan meningkatkan risiko patah tulang. 6. Perubahan suasana hati Pria dengan kadar testosteron rendah mungkin mengalami perubahan suasana hati. Karena hormon testosteron memengaruhi banyak proses fisik tubuh, termasuk suasana hati dan kapasitas mental, penurunan kadar testosteron dapat berkontribusi pada fluktuasi suasana hati. 7. Daya ingat rendah Kadar testosteron dan fungsi kognitif, terutama memori, dapat menurun seiring bertambahnya usia. Penelitian pada tahun 2019 menunjukkan bahwa suplementasi testosteron dapat memiliki efek positif pada daya ingat pria lanjut usia dengan kadar testosteron rendah, meskipun efeknya mungkin kecil. Namun, studi pada tahun 2017 tidak menemukan peningkatan daya ingat pada pria dengan kadar testosteron rendah yang mengonsumsi testosteron atau plasebo. 8. Ukuran testis dan penis lebih kecil Testosteron diperlukan untuk pengembangan penis dan testis. Oleh karena itu, kadar testosteron yang rendah dapat menyebabkan ukuran penis atau testis menjadi lebih kecil secara tidak proporsional. Meskipun kondisi lain juga dapat memengaruhi ukuran ini. 9. Jumlah darah rendah Kadar testosteron rendah dapat meningkatkan risiko anemia, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian tahun 2017. Pemberian gel testosteron kepada pria dengan testosteron rendah dan anemia menyebabkan peningkatan jumlah darah dibandingkan dengan kelompok yang menerima plasebo. Peningkatan jumlah darah juga terlihat pada pria dengan anemia karena kekurangan zat besi.Cara menjaga kadar testosteron
- Konsumsi makanan bernutrisi: Makan makanan sehat dan seimbang sangat penting. Pastikan mendapatkan cukup protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral, terutama zinc dan vitamin D, yang berperan dalam produksi testosteron.
- Olahraga teratur: Aktivitas fisik teratur, terutama latihan kekuatan (resistance training) dan latihan kardiovaskular, dapat membantu meningkatkan kadar testosteron. Latihan intensitas tinggi juga dapat memberikan manfaat khusus.
- Pertahankan Berat Badan Sehat: Obesitas dapat berkontribusi pada penurunan kadar testosteron. Menjaga berat badan yang sehat melalui diet dan olahraga dapat mendukung keseimbangan hormon.
- Cukup Tidur: Kualitas tidur yang baik sangat penting. Kurang tidur atau tidur yang tidak nyenyak dapat berkontribusi pada penurunan kadar testosteron. Upayakan tidur yang cukup setiap malam.
- Kelola Stres: Stres kronis dapat memengaruhi kadar hormon secara negatif. Temukan cara untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, atau kegiatan santai lainnya.
- Hindari Alkohol dan Narkoba: Konsumsi alkohol berlebihan dan penggunaan narkoba tertentu dapat berdampak negatif pada produksi testosteron. Batasi konsumsi alkohol dan hindari narkoba yang dapat memengaruhi hormon.
- Hindari Paparan Zat Kimia Berbahaya: Paparan zat kimia tertentu, seperti senyawa kimia dalam plastik (BPA) dan pestisida, dapat memengaruhi kadar testosteron. Gunakan produk yang aman dan hindari paparan berlebihan terhadap zat-zat berbahaya.
- Kurangi Konsumsi Gula: Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan resistensi insulin, yang dapat memengaruhi kadar testosteron. Kurangi asupan gula dan karbohidrat olahan.