KONTAN.CO.ID - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Rio de Janeiro 2024 akan berlangsung bulan depan, tepatnya pada 18-19 November. Sederet topik penting telah disiapkan untuk dibicarakan oleh para pemimpin negara terkaya di dunia. KTT G20 di Brasil bulan depan merupakan KTT G20 ke-19 sejak kelompok elit ini terbentuk. Ini juga menjadi KTT G20 pertama yang diadakan di Brasil. Tahun ini Brasil berperan sebagai pemimpin G20. Jabatan presidensi Brasil secara resmi dimulai pada 1 Desember 2023. Presiden Brasil, Lula da Silva, akan bertugas sebagai ketua forum.
Brasil mengusung tema "Membangun Dunia yang Adil dan Planet yang Berkelanjutan" dalam KTT G20 tahun ini.
Baca Juga: Tengok Daftar Pemimpin Negara yang Akan Hadiri KTT APEC 2024 di Peru Agenda Prioritas KTT G20 Rio de Janeiro 2024
Sejumlah agenda prioritas dalam KTT G20 di Rio bulan depan telah disampaikan oleh Presiden Brasil, Lula da Silva, melalui akun X pribadinya pada 10 September 2023 lalu. Tiga poin utama yang akan menjadi perhatian antara lain:
- Inklusi sosial dan perjuangan melawan kelaparan
- Transisi energi dan pembangunan berkelanjutan dalam aspek sosial, ekonomi dan lingkungan
- Reformasi lembaga tata kelola global
Dalam pidatonya di hadapan anggota G20 di India tahun lalu, Lula juga mengumumkan pembentukan kelompok kerja Mobilisasi Global Melawan Perubahan Iklim.
Baca Juga: Ukraina Desak Brasil untuk Tangkap Vladimir Putin Jika Hadir di KTT G20 Tujuan utama dari kelompok itu adalah menciptakan alternatif untuk mendapatkan penghasilan dan mengurangi kesenjangan bagi masyarakat yang terkena dampak perubahan iklim.
Melansir
Globo, Brasil juga akan berusaha memperluas suara dan pengaruh negara-negara berkembang di panggung dunia. Tahun ini presidensi Brasil juga meluncurkan
G20 Social, sebuah forum di mana masyarakat sipil akan disertakan dalam perdebatan dengan para pemimpin G20. Dengan ini, masyarakat sipil dapat berpartisipasi dan berkontribusi pada diskusi dan formulasi kebijakan terkait dengan KTT G20. Terakhir, Brasil juga akan menjadikan kekerasan Israel di Palestina dan meningkatnya konfrontasi blok antara Amerika Serikat dan China sebagai bahan diskusi.