KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Thailand dan Kamboja kembali terlibat dalam bentrokan bersenjata paling serius dalam lebih dari satu dekade, menyusul meningkatnya ketegangan di wilayah perbatasan yang disengketakan. Sedikitnya 16 orang tewas dan lebih dari 130.000 warga sipil telah dievakuasi, menjadikan konflik ini krisis kemanusiaan regional yang mengkhawatirkan.
Situasi Terkini: Artileri Berat dan Jet Tempur Dikerahkan
Bentrokan meletus pada Kamis pagi di sekitar wilayah sengketa yang berbatasan dengan kompleks candi kuno, dan dengan cepat menyebar ke beberapa titik lain di sepanjang perbatasan. Kedua belah pihak saling menuduh sebagai pemicu tembakan pertama.-
Kamboja disebut telah menggunakan peluncur roket truk untuk menyerang area yang diklaim sebagai wilayah sipil di Thailand. - Thailand merespons dengan mengerahkan jet tempur F-16 buatan AS untuk membombardir sasaran militer di seberang perbatasan.
Akar Konflik: Sengketa Perbatasan Sejak Era Kolonial
Sumber utama konflik ini adalah sengketa perbatasan sepanjang 817 km yang belum sepenuhnya didemarkasi sejak pertama kali dipetakan oleh Perancis pada 1907, ketika Kamboja masih merupakan koloni.- Thailand menolak peta tersebut, yang berdasarkan garis batas alami pegunungan sebagai demarkasi.
- Komisi Perbatasan Bersama yang dibentuk tahun 2000 belum menunjukkan kemajuan signifikan.
Titik Nyala Terbaru: Preah Vihear dan Ta Moan Thom
Situs kuno Preah Vihear telah lama menjadi sumber ketegangan utama. Meskipun Mahkamah Internasional (ICJ) memberikan candi tersebut kepada Kamboja pada 1962, Thailand terus mengklaim wilayah di sekitarnya.- Ketegangan memuncak lagi pada 2008 dan 2011, menyebabkan korban jiwa dan saling serang artileri.
- Pada 2013, ICJ kembali mengukuhkan bahwa wilayah sekitar Preah Vihear milik Kamboja, dan memerintahkan Thailand mundur.
Krisis Politik dalam Negeri Thailand Memperkeruh Situasi
Upaya Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra untuk menurunkan ketegangan melalui panggilan telepon dengan Hun Sen, mantan PM Kamboja, malah memperburuk keadaan. Rekaman panggilan tersebut bocor dan menimbulkan kemarahan publik setelah ia dianggap menghina militer Thailand dan terlalu tunduk pada Hun Sen. Akibatnya, Paetongtarn diskors dari jabatannya pada 1 Juli setelah sekelompok senator mengajukan keluhan resmi. Baca Juga: Konflik Thailand-Kamboja: Sengketa Perbatasan Selama Satu AbadUpaya Resolusi: Mandek di Meja Diplomasi
- Kamboja berencana membawa sengketa empat wilayah ke Mahkamah Internasional (ICJ).
- Thailand menolak yurisdiksi ICJ dan menuntut penyelesaian secara bilateral.