KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tak henti-hentinya menorehkan capaian positif di Tahun 2022. Perseroan mengumumkan untuk membagikan dividen interim saham sebesar Rp 8,63 triliun atau senilai Rp57 per lembar saham. Namun demikian, selain membagikan dividen interim, Perseroan juga telah melakukan berbagai aksi korporasi besar di sepanjang tahun 2022. Saat ini BRI tengah melakukan proses
buyback saham dengan nilai maksimal mencapai Rp 3 triliun. Seperti diketahui, pada 1 Maret 2022 melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), BRI telah mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk melaksanakan
buyback saham BBRI. Prosesnya dilaksanakan dalam kurun waktu 18 bulan sejak disetujuinya
buyback lewat RUPS, atau pada rentang waktu 1 Maret 2022-31 Agustus 2023. Sesuai dengan Keterbukaan Informasi yang telah disampaikan, saham hasil
buyback akan digunakan untuk program kepemilikan saham bagi Insan BRILian (pekerja BRI).
Baca Juga: BBRI Putuskan Bagi Dividen Interim, Ini Jadwalnya dan Besarannya Direktur Keuangan BRI, Viviana, mengatakan ada beberapa hal yang dicermati terkait aksi korporasi ini. “Selain untuk insentif kinerja jangka panjang bagi para pekerja dengan kinerja
high performer, kami melihat bahwa harga saham BBRI masih
undervalued, terlebih bila dibandingkan dengan pencapaian kinerja yang terus meningkat. Hal ini membuat kami terus melakukan
buyback saham," kata Viviana dalam siaran pers, Minggu (1/1). Selain itu, pada bulan Juni 2022 lalu perseroan menerbitkan Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I dengan target penghimpunan dana sebesar Rp 15 triliun, dan jumlah emisi Tahap I di tahun 2022 sebesar Rp 5 triliun. Penerbitan obligasi ini dilakukan bertahap selama 3 tahun hingga Tahun 2024. Hasil penghimpunan dana akan dialokasikan paling sedikit 70% untuk kegiatan usaha atau kegiatan lain yang termasuk dalam kriteria kegiatan usaha berwawasan lingkungan (KUBL) yang baru, sedang berjalan, atau telah selesai sesuai dengan kerangka kerja obligasi. Atas penerbitan obligasi tersebut, BRI mendapatkan kelebihan permintaan (
oversubscribed) hingga 4,4 kali. Hal ini pun menjadi bukti wujud BRI yang akan terus memperkuat implementasi prinsip ESG dari sisi pendanaan atau liabilitas. Pada 30 November 2022 lalu, BRI dan Danareksa melakukan penandatanganan Akta Jual Beli Saham dalam rangka pembelian saham Danareksa Investment Management (DIM) dari Danareksa dengan jumlah lembar saham sebesar 9 juta lembar atau setara dengan 30% dari total saham DIM. Dengan demikian saat ini kepemilikan BRI pada DIM menjadi 65%. Tujuan aksi korporasi yang dilakukan BRI ini sejalan dengan visi perseroan menjadi “The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia and Champion of Financial Inclusion” pada tahun 2025, dimana BRI bertujuan menjadi grup jasa keuangan terintegrasi. Salah satunya melalui optimalisasi jasa manajemen investasi pada ekosistem BRI yaitu Danareksa Investment Management (DIM).
Menjelang akhir tahun, pada 30 Desember 2022, BRI mengumumkan untuk membagikan dividen interim saham sebesar Rp 8,63 triliun atau Rp57 per lembar saham. Dari total nilai tersebut, dividen interim sebesar kurang lebih Rp 4,59 triliun akan masuk ke kas negara dan selebihnya atau sebesar Rp 4,04 triliun dibagikan kepada investor publik. Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan pembagian dividen interim ini merupakan bukti nyata komitmen BRI sebagai perusahaan BUMN yang memberikan kontribusi nyata bagi negeri. “Yang mau saya tekankan BRI adalah banknya rakyat. BRI berbisnis dengan rakyat dan diproses dengan caranya rakyat. Keuntungan BRI dikembalikan ke rakyat lewat pajak dan dividen. Karena bekerja dengan rakyat, dikelola dengan cara rakyat, dan keuntungan dikembalikan rakyat, maka mestinya, BRI adalah bank yang didukung rakyat. Semua prestasi yang dicapai tak lepas dari dukungan seluruh pihak dan seluruh rakyat,” tegasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .