KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tergolong melempem pada kuartal I-2018 lalu. Hal ini tercermin dari laba bersih emiten berkode INTP tersebut yang tergerus 46,2% secara year on year menjadi Rp 264,3 miliar. Analis Ciptadana Sekuritas Asia, Fahressi Fahalmesta menyebut, berkurangnya jumlah laba bersih INTP disebabkan tren kenaikan harga batu bara selaku bahan baku semen. Hasilnya, biaya produksi semen emiten tersebut mengalami kenaikan. Sebagai bukti, harga pokok penjualan (HPP) atau Cost of Good Sold (COGS) INTP meningkat 10,9% (YoY) dari Rp 2,21 triliun pada kuartal satu 2017 menjadi Rp 2,45 triliun pada kuartal satu 2018.
Ini alasan analis beri rekomendasi hold saham Indocement
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tergolong melempem pada kuartal I-2018 lalu. Hal ini tercermin dari laba bersih emiten berkode INTP tersebut yang tergerus 46,2% secara year on year menjadi Rp 264,3 miliar. Analis Ciptadana Sekuritas Asia, Fahressi Fahalmesta menyebut, berkurangnya jumlah laba bersih INTP disebabkan tren kenaikan harga batu bara selaku bahan baku semen. Hasilnya, biaya produksi semen emiten tersebut mengalami kenaikan. Sebagai bukti, harga pokok penjualan (HPP) atau Cost of Good Sold (COGS) INTP meningkat 10,9% (YoY) dari Rp 2,21 triliun pada kuartal satu 2017 menjadi Rp 2,45 triliun pada kuartal satu 2018.