KONTAN.CO.ID - YERUSALEM. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membubarkan kabinet perang yang bertugas mengawasi pertempuran di Gaza. Mengutip AP, hal tersebut diungkapkan oleh seorang juru bicara pemerintah Israel pada Senin (17/6/2024). Pembubaran kabinet perang dilakukan selang beberapa hari setelah seorang anggota penting badan tersebut mengundurkan diri dari pemerintah karena frustrasi terhadap cara pemimpin Israel dalam menangani perang.
Langkah ini sudah diperkirakan secara luas setelah kepergian Benny Gantz, mantan panglima militer berhaluan tengah. Ketidakhadiran Gantz dalam pemerintahan meningkatkan ketergantungan Netanyahu pada sekutu ultra-nasionalisnya, yang menentang gencatan senjata. Hal ini dapat menimbulkan tantangan tambahan terhadap perundingan yang sudah rapuh untuk mengakhiri perang delapan bulan di Gaza. Pejabat pemerintah mengatakan Netanyahu akan mengadakan forum yang lebih kecil untuk membahas isu-isu sensitif perang, termasuk dengan kabinet keamanannya. Baca Juga: Benjamin Netanyahu Melarang Militer Israel Berhenti Menyerang Gaza Kabinet tersebut mencakup mitra pemerintahan sayap kanan yang menentang perjanjian gencatan senjata dan menyuarakan dukungan untuk menduduki kembali Gaza. Kabinet perang dibentuk pada hari-hari awal perang, ketika Gantz, yang saat itu merupakan pemimpin partai oposisi dan saingan Netanyahu, bergabung dengan koalisi untuk menunjukkan persatuan setelah serangan Hamas terhadap Israel selatan pada 7 Oktober. Dia menuntut agar ada badan pengambil keputusan kecil yang mengarahkan perang, dalam upaya untuk mengesampingkan anggota sayap kanan pemerintahan Netanyahu. Kelompok ini terdiri dari tiga anggota – Gantz, Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.