Ini alasan Bentoel (RMBA) untuk go private



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pemegang saham independen PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) menyetujui rencana perusahaan untuk go private atau keluar dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Hengkangnya produsen rokok ini dari BEI dilakukan melalui penghapusan pencatatan secara sukarela alias voluntary delisting.

Saat dihubungi Kontan.co.id, Corporate Brand & ESG Manager Bentoel Group Maria Melissa Riyani Putri mengungkapkan alasan keputusan go private dan voluntary delisting ini. "Salah satu pertimbangan Bentoel Group memutuskan voluntary delisting adalah simplifikasi dan efisiensi bisnis," ungkap Maria, Selasa (28/9).

Sementara itu, berdasarkan keterbukaan informasi RMBA yang dirilis pada 20 Agustus 2021, ada enam alasan Bentoel Group mengambil langkah ini. Pertama, setelah melakukan rights issue pada 2016, perusahaan tidak pernah melaksanakan aktivitas peningkatan modal lagi di pasar modal. Bentoel Group juga tidak mempunyai rencana serupa di masa mendatang.


Kedua, kinerja perusahaan yang mencatatkan kerugian memengaruhi kinerja sahamnya. Ketiga, perusahaan tidak membayarkan dividen ke pemegang saham setelah tahun buku 2010 karena posisi laba ditahan perusahaan negatif.

Baca Juga: Transkon Jaya (TRJA) kembali mendapatkan penurunan suku bunga dari dua kreditur

Keempat, perdagangan saham perusahaan di BEI tergolong tidak aktif. Terakhir, perdagangan saham yang tidak aktif tersebut membuat saham RMBA menjadi relatif tidak likuid sehingga menyulitkan pemegang saham untuk mentransaksikannya.

Sebagai gambaran, saat ini, jumlah saham RMBA yang dimiliki oleh pemegang saham publik relatif kecil, kurang lebih 7,52% dari modal ditempatkan perusahaan. Dari jumlah tersebut, sebesar 7,29% dimiliki oleh satu pihak sehingga hanya 0,23% yang dimiliki pemegang saham publik lainnya dengan jumlah kurang lebih 2.385 pemegang saham.

"Rencana go private ini juga ditujukan untuk kepentingan terbaik pemegang saham publik karena memberikan peluang untuk menjual saham Bentoel Group dengan harga yang sangat menarik," ucap Maria.

Sebagaimana diketahui, rencana go private dan voluntary delisting ini mengharuskan Bentoel Group untuk melakukan tender offer atau membeli sisa saham publik yang ada di pasar saham.

British American Tobacco (BAT) selaku pengendali Bentoel akan membeli sisa saham publik di level Rp 1.000 per saham. Harga tersebut lebih mahal 226,8% dibandingkan harga penutupan terakhir saham RMBA sebelum terkena suspensi pada 5 Agustus 2021, yakni Rp 306 per saham.

Baca Juga: Melesat 15,23% pasca umumkan buyback, begini arah saham Adaro Energy (ADRO)

Dalam keterbukaan informasi yang sama, manajemen Bentoel Group memperkirakan, pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan atas rencana tender offer akan diperoleh pada 20 Oktober 2021. Kemudian, periode tender offer diperkirakan berlangsung pada 22 Oktober-22 November 2021, lalu pembayarannya pada 3 Desember 2021.

Setelah itu, manajemen Bentoel Group memperkirakan, pernyataan permintaan delisting ke BEI dapat diserahkan pada 16 Desember 2021. Selanjutnya, penghapusan pencatatan oleh BEI diperkirakan dapat terjadi pada 24 Januari 2022.

Selanjutnya: Tower Bersama Infrastructure (TBIG) akan menerbitkan surat utang global US$ 900 juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi