JAKARTA. Emiten batubara milik Samin Tan, PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN), tak kunjung menyerahkan laporan keuangan tahun 2013 maupun interim kuartal I dan II 2014. Atas keterlambatan ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) pun sudah mensuspensi perdagangan saham BORN sejak 30 Juni 2014 lalu. Alexander Ramlie, Presiden Direktur BORN menjelaskan, keterlambatan tersebut disebabkan oleh beberapa "peristiwa di luar kendali perusahaan". Peristiwa yang dimaksud adalah, pertama, BORN menunggu penyelesaian laporan keuangan tahun 2013 Asia Resource Minerals Plc (ARMS) dan PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU).
BORN, saat ini, tercatat menguasai kepemilikan tidak langsung atas 23,8% saham ARMS. "Setelah Perseroan menerima laporan keuangan tahun 2013 dari ARMS dan Berau maka dilakukan perhitungan atas kerugian ekuitas (equity accounting losses)," tulis Alexander dalam keterangan resmi, Jumat (5/7). Alasan ini agak aneh lantaran BRAU sebenarnya sudah merilis laporan keuangan 2013 sejak 28 Maret 2014 lalu. Pun demikian dengan ARMS yang sudah mempublikasikannya pada 11 April 2014. Kedua, keterlambatan ini juga disebabkan oleh adanya pemberitaan mengenai potensi delisting dan pembagian dividen dari ARMS. Ketiga, imparimet terhadap dua aset BORN, yaitu investasi di ARMS dan goodwill di PT Asmin Koalindo Tuhup (AKT). Terakhir, BORN berdalih telat mengirimkan laporan keuangan 2013 lantaran Pricewaterhouse Coopers (PwC) menemukan penyimpangan keuangan di BRAU.