JAKARTA. Pada kuartal pertama tahun 2017, Kementerian Badan Usaha Milik Negera (BUMN) merilis ada 25 BUMN yang mencatat kerugian. Salah satunya ada Perum Bulog yang rugi Rp 903 miliar. Kerugian tersebut terjadi karena selama tiga bulan pertama 2017, BUMN pangan ini belum mendistribusikan beras untuk rumah tangga miskin (raskin). Direktur Keuangan Perum Bulog Iryanto Hutagaol mengakui kalau kondisi pendapatan Bulog pada kuartal pertama tahun ini anjlok. Hal itu disebabkan bisnis Bulog sangat tergantung dari kebijakan pemerintah. Dimana sekitar 70% pendapatan Bulog itu berasal dari penjualan raskin. Nah karena selama bulan Januari, Februari, dan Maret Bulog tidak membagikan raskin, maka otomatis pendapatan Bulog anjlok. "Jadi pada kuartal kedua tahun ini nanti, baru pendapatan Bulog bisa sangat besar, karena berasal dari penjualan raskin untuk kuartal pertama," ujar Iryanto, Selasa (2/5).
Ini alasan Bulog rugi Rp 903 M TW 1 2017
JAKARTA. Pada kuartal pertama tahun 2017, Kementerian Badan Usaha Milik Negera (BUMN) merilis ada 25 BUMN yang mencatat kerugian. Salah satunya ada Perum Bulog yang rugi Rp 903 miliar. Kerugian tersebut terjadi karena selama tiga bulan pertama 2017, BUMN pangan ini belum mendistribusikan beras untuk rumah tangga miskin (raskin). Direktur Keuangan Perum Bulog Iryanto Hutagaol mengakui kalau kondisi pendapatan Bulog pada kuartal pertama tahun ini anjlok. Hal itu disebabkan bisnis Bulog sangat tergantung dari kebijakan pemerintah. Dimana sekitar 70% pendapatan Bulog itu berasal dari penjualan raskin. Nah karena selama bulan Januari, Februari, dan Maret Bulog tidak membagikan raskin, maka otomatis pendapatan Bulog anjlok. "Jadi pada kuartal kedua tahun ini nanti, baru pendapatan Bulog bisa sangat besar, karena berasal dari penjualan raskin untuk kuartal pertama," ujar Iryanto, Selasa (2/5).