Ini alasan BUMI ajukan PKPU alias moratorium



JAKARTA. Tiga anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) telah memperoleh persetujuan untuk melakukan moratorium atau penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) dari pengadilan Singapura. Apa tujuan BUMI sebenarnya?

Andrew Christopher Beckham, Direktur Keuangan BUMI, pengajuan moratorium itu dilakukan dalam rangka proses restrukturisasi utang. 

"Ini (PKPU) menjadi urgent karena kami tidak bisa bayar (bunga dan utang)," ujarnya, Rabu (26/11). 


Seperti diketahui, tiga anak usaha BUMI yang berdomisili di Singapura, Bumi Capital Pte. Ltd, Bumi Investment Pte. Ltd. dan Enercoal Resources mengantongi izin PKPU selama enma bulan terhadap upaya hukum dan upaya paksa yang dapat dilakukan kreditur. 

Pasalnya, perseroan kini tengah dalam tahap pembicaraan dengan para pemegang surat utang dalam rangka restrukturisasi. Ini artinya, kewajiban Bumi Investment yang harus membayar bunga di akhir bulan ini pun kembali tertunda. 

Bumi Investment menerbitkan surat utang dalam bentuk Guaranteed Senior Secured Notes II pada 30 September 2010 senilai US$ 700 juta. Obligasi ini memberikan bunga 10,75% per tahun yang dibayar setiap enam bulan, yaitu pada bulan April dan Oktober.

Berhubung pada Oktober 2014 lalu perusahaan tidak bisa melakukan kewajiban pembayarannya, maka ada tenggang waktu hingga akhir November 2014. Obligasi ini memiliki masa jatuh tempo hingga 6 Oktober 2017. Credit Suisse Limietd, cabang Singapura, Deutsche Bank, dan JP Morgan (S.E.A) Limited bertindak sebagai joint lead manager. 

Beberapa anak usaha BUMI menjadi penjamin, yaitu PT Sitrade Coal, Kalimantan Coal Limited, Sangatta Holdings Limited, dan Forerunner International Pte. Ltd.  Selanjutnya, Bumi Capital Pte. Ltd yang mengalami ancaman gagal bayar (default) atas surat berharga bergaransi senior. 

Ancaman gagal bayar itu muncul lantaran perusahaan tidak bisa membayar bunga obligasi yang harusnya dibayar 12 Mei 2014. Namun, BUMI diberi tenggang waktu hingga 11 Juni 2014 untuk menyelesaikannya.

Surat utang ini memiliki total nilai pokok sebesar US$ 300 juta dan memiliki bunga 12% per tahun. Obligasi ini memiliki masa jatuh tempo 10 November 2016. Adapun, Enercoal Resources memiliki utang obligasi senilai US$ 375 juta. Awalnya, bunga obligasi konvesi ini dibanderol 9,25% per tahun. Harga konversi ditetapkan Rp 3.366,90 per saham.

Obligasi ini seharusnya jatuh tempo pada pada 5 Agustus 2014. Namun, akhirnya BUMI mendapat restu dari kreditur untuk melakukan restrukturisasi. Bunga obligasi diturunkan menjadi 6% per tahun dan harga konversi turun menjadi hanya Rp 250 per saham. Masa jatuh tempo pun diperpanjang menjadi 7 April 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia