BANDUNG. Bupati Bandung Dadang M Naser kembali menumpahkan kekesalannya kepada Ridwan Kamil. Kekesalannya itu ia sampaikan di depan petinggi Universitas Padjadjaran (Unpad), Bank Indonesia, dan petani Pangalengan. Sumber kekesalan Bupati adalah kebijakan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang menerapkan sistem rayonisasi pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) di Kota Bandung. Dengan sistem ini, kemungkinan warga non-Kota Bandung untuk sekolah di sana sangat tipis. "Ridwan Kamil sudah menyalahi hadis. Hadis saja mengatakan, tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri China. Tapi, sekarang anak-anak Kabupaten Bandung tak bisa sekolah di Kota Bandung," tutur Dadang dalam acara Klaster Agribisnis Sayuran di Desa Margamekar, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Selasa (18/11). Dadang menjelaskan, banyak warga yang memprotes kebijakan ini. Bahkan, ada warga dari luar Bandung kebingungan menyekolahkan anaknya karena sekolah-sekolah di Kota Bandung tidak menerimanya. Akhirnya, anak tersebut bisa sekolah di Kabupaten Bandung. Kepada petinggi Unpad, Dadang menyampaikan bahwa mahasiswa yang belajar di Unpad lebih banyak warga Kabupaten Bandung, bukan Kota Bandung. Selama ini, banyak warga Kabupaten Bandung yang sekolah di Kota Bandung. "Program Unpad nyaah ka (sayang ke) Jawa Barat, itu sudah tepat Pak. Kalau Bapak perhatikan, mahasiswa yang belajar di Unpad, banyaknya warga Kabupaten Bandung," katanya. Tak hanya itu, Dadang juga menyampaikan keberhasilan Kabupaten Bandung meningkatkan indeks prestasi manusia (IPM) dalam hal daya beli. Dari semua kabupaten yang ada, Bandung menjadi yang tertinggi. Posisi Kabupaten Bandung hanya berada di bawah Kota Bandung dan Banjar. "Wajar saja karena warga Kota Bandung dan Kota Banjar kecil," tutupnya. (Reni Susanti) Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ini alasan Bupati Bandung kesal ke Ridwan Kamil
BANDUNG. Bupati Bandung Dadang M Naser kembali menumpahkan kekesalannya kepada Ridwan Kamil. Kekesalannya itu ia sampaikan di depan petinggi Universitas Padjadjaran (Unpad), Bank Indonesia, dan petani Pangalengan. Sumber kekesalan Bupati adalah kebijakan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang menerapkan sistem rayonisasi pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) di Kota Bandung. Dengan sistem ini, kemungkinan warga non-Kota Bandung untuk sekolah di sana sangat tipis. "Ridwan Kamil sudah menyalahi hadis. Hadis saja mengatakan, tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri China. Tapi, sekarang anak-anak Kabupaten Bandung tak bisa sekolah di Kota Bandung," tutur Dadang dalam acara Klaster Agribisnis Sayuran di Desa Margamekar, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Selasa (18/11). Dadang menjelaskan, banyak warga yang memprotes kebijakan ini. Bahkan, ada warga dari luar Bandung kebingungan menyekolahkan anaknya karena sekolah-sekolah di Kota Bandung tidak menerimanya. Akhirnya, anak tersebut bisa sekolah di Kabupaten Bandung. Kepada petinggi Unpad, Dadang menyampaikan bahwa mahasiswa yang belajar di Unpad lebih banyak warga Kabupaten Bandung, bukan Kota Bandung. Selama ini, banyak warga Kabupaten Bandung yang sekolah di Kota Bandung. "Program Unpad nyaah ka (sayang ke) Jawa Barat, itu sudah tepat Pak. Kalau Bapak perhatikan, mahasiswa yang belajar di Unpad, banyaknya warga Kabupaten Bandung," katanya. Tak hanya itu, Dadang juga menyampaikan keberhasilan Kabupaten Bandung meningkatkan indeks prestasi manusia (IPM) dalam hal daya beli. Dari semua kabupaten yang ada, Bandung menjadi yang tertinggi. Posisi Kabupaten Bandung hanya berada di bawah Kota Bandung dan Banjar. "Wajar saja karena warga Kota Bandung dan Kota Banjar kecil," tutupnya. (Reni Susanti) Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News