KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Erick Thohir mengungkapkan alasannya melepas kepemilikan sahamnya di klub sepakbola Inter Milan. Pengusaha yang juga Ketua Tim Sukses Jokowi-Ma'ruf Amin itu mengaku melepas kepemilikan saham senilai Rp 2,4 triliun di klub sepakbola Italia itu untuk melunasi utang. "Sebagian untuk membayar utang, sebagian lagi mengembalikan ekuitas. Namanya pembelian besar seperti itu kan pasti banyak dari utang, tidak mungkin ekuitas semua. Bangun stadion di luar negeri enggak mungkin murni dari ekuitas pasti ada utangnya. Utangnya juga berurusan dengan bank di luar negeri, bukan dalam negeri" kata dia kepada awak media di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (31/1). Menurut pemilik Mahaka Group ini, berutang atawa menggunakan fasilitas pinjaman untuk berinvestasi di luar negeri merupakan hal yang lazim dilakukan perusahaan baik di dalam maupun luar negeri. Ia menyebut, perusahaan lazimnya berinvestasi dengan porsi ekuitas sebesar 30% dari total nilai investasi. Sisanya sebesar 70% tentu dibiayai oleh utang yang bisa diperoleh dari perbankan maupun non-perbankan.
Ini alasan Erick Thohir jual saham Inter Milan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Erick Thohir mengungkapkan alasannya melepas kepemilikan sahamnya di klub sepakbola Inter Milan. Pengusaha yang juga Ketua Tim Sukses Jokowi-Ma'ruf Amin itu mengaku melepas kepemilikan saham senilai Rp 2,4 triliun di klub sepakbola Italia itu untuk melunasi utang. "Sebagian untuk membayar utang, sebagian lagi mengembalikan ekuitas. Namanya pembelian besar seperti itu kan pasti banyak dari utang, tidak mungkin ekuitas semua. Bangun stadion di luar negeri enggak mungkin murni dari ekuitas pasti ada utangnya. Utangnya juga berurusan dengan bank di luar negeri, bukan dalam negeri" kata dia kepada awak media di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (31/1). Menurut pemilik Mahaka Group ini, berutang atawa menggunakan fasilitas pinjaman untuk berinvestasi di luar negeri merupakan hal yang lazim dilakukan perusahaan baik di dalam maupun luar negeri. Ia menyebut, perusahaan lazimnya berinvestasi dengan porsi ekuitas sebesar 30% dari total nilai investasi. Sisanya sebesar 70% tentu dibiayai oleh utang yang bisa diperoleh dari perbankan maupun non-perbankan.